Kurs rupiah masih dalam tekanan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah sepekan ini masih tertekan akibat penguatan dollar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah di pasar spot Jumat (6/10) melemah 0,41% ke Rp 13.519 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Dalam sepekan, kurs spot rupiah merosot 0,34%. Sedang kurs tengah rupiah di Bank Indonesia (BI) kemarin terdepresiasi 0,01% menjadi Rp 13.485 per dollar AS dan menguat 0,05% selama sepekan.

Research & Analyst Monex Investindo Putu Agus Pransuamitra menyebut, pergerakan rupiah selama sepekan terakhir didominasi faktor eksternal. "Probabilitas kenaikan suku bunga The Fed di awal pekan mencapai 80%, sehingga dollar menguat dan rupiah tertekan," jelas Putu, kemarin.


Menurut dia, pelemahan rupiah terjadi karena aksi net sell oleh investor asing dari pasar obligasi Indonesia dan berpindah ke pasar obligasi AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pelemahan tak hanya dialami rupiah, tapi hampir seluruh mata uang Asia. "Komentar pejabat The Fed yang hawkish membuat mata uang Asia melemah," ujar dia.

Pelemahan euro dan poundsterling turut membebani rupiah. Adanya referendum Catalunya membuat euro dan poundsterling melemah, sehingga dollar menguat.

Pekan depan, rupiah diprediksi melanjutkan pelemahan, sebab data ekonomi AS yang rilis Jumat malam diproyeksi bagus. Pergerakan rupiah juga akan bergantung pada rilis notulensi rapat FOMC pekan depan. Prediksi Putu, rupiah melemah di rentang Rp 13.400-Rp 13.570. Josua memperkirakan di rentang Rp 13.460-Rp 13.560.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie