KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal seperti sikap hawkish Federal Reserve (The Fed) masih menghantui pergerakan kurs rupiah. Tapi, data ekonomi dan prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang positif mampu menyokong nilai tukar rupiah. Mengutip Bloomberg, Jumat (22/4), kurs rupiah spot ditutup melemah 0,12% ke Rp 14.362 per dolar AS. Namun, dalam sepekan rupiah menguat 0,13% dari Rp 14.381 per dolar AS. Sementara, kurs Jisdor Bank Indonesia tercatat melemah 0,09% ke Rp 14.361 per dolar AS di sore ini. Namun, dalam sepekan rupiah di kurs Jisdor masih melemah 0,08% dari Rp 14.349 per dolar AS.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,09% ke Rp 14.361 Per Dolar AS Pada Perdagangan Jumat (22/4) Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan rupiah di awal pekan ini sempat melemah karena tertekan sikap hawkish The Fed yang akan menaikkan suku bunga acuannya. Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana mengamati indeks dolar AS yang sempat berada di atas 100 menekan nilai tukar rupiah. Namun, rupiah berhasil berbalik menguat karena didukung pernyataan optimistis Kementerian Keuangan terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2022 sebesar 5,0% year on year. Fikri juga melihat realisasi APBN pada kuartal pertama 2022 yang surplus Rp 10,3 triliun berhasil menjaga pelemahan rupiah tidak terlalu dalam. Adanya arus dana asing yang masif masuk ke pasar saham juga mendukung posisi rupiah terhadap dolar AS. Baca Juga: IHSG Turun Tipis 0,14% Dalam Sepekan, Simak Proyeksi Pekan Depan