Kurs Rupiah Melemah 1,17% dalam Sepekan, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,73% ke level Rp 15.783 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (22/3). Dalam sepekan, rupiah melemah 1,17% dari penutupan pekan lalu di Rp 15.599 per dolar per dolar AS.  

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, sentimen dari luar yang menekan nilai tukar rupiah. Dolar AS menyentuh level tertinggi dalam tiga pekan akibat penurunan suku bunga Swiss National Bank (SNB) membayangi prospek Fed. 

“Kedua indikator dolar melonjak pada Kamis setelah SNB secara tak terduga memangkas suku bunga 25 bps ke level 1,50%,” kata Ibrahim dalam risetnya, Jumat (22/3). 


Dia menambahkan, Bank of England (BoE) memberikan suara 8-1 untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 16 tahun sebesar 5,25%. Dua pejabat yang sebelumnya menyerukan suku bunga lebih tinggi mengubah sikap mereka.

Baca Juga: Uang Beredar Melambat pada Februari, Laju Kredit Perbankan Jadi Pemicunya

Sementara itu, bank sentral AS The Fed secara tajam meningkatkan prospek pertumbuhannya pada tahun 2024. Meskipun bank sentral diperkirakan masih akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan Juni 2024, sikapnya yang relatif hawkish, dibandingkan dengan bank sentral lainnya, diperkirakan akan menguntungkan dolar AS.

Di sisi lain, Ibrahim bilang, para pejabat tinggi bank sentral China PBOC mengisyaratkan bahwa mereka masih memiliki lebih banyak ruang untuk memotong rasio kewajiban cadangan bank. Penurunan pencadangan ini akan membuka lebih banyak likuiditas dalam perekonomian. 

“Namun langkah seperti itu menjadi pertanda buruk bagi perekonomian dan adanya potensi sanksi AS yang lebih besar.

Sedangkan dari dalam negeri, kegiatan investasi pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah mulai meningkat. Investor sudah tak lagi wait and see, terutama pada perusahaan-perusahaan yang mempunyai kegiatan bisnis yang terus meningkat, dan penjualan mulai tinggi.

Tak hanya itu, Ibrahim juga mengatakan, sektor ekspor yang berkaitan dengan hilirisasi maupun minerba juga terus mengalami peningkatan. Sehingga pertumbuhan ekonomi 2024 diyakini masih di rentang 4,7%-5,5% atau titik tengahnya di 5,1%. 

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,71% ke Rp 15.773 Per Dolar AS, Jumat (22/3)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong mengatakan, rupiah mengalami volatilitas yang besar pekan ini setelah sempat menguat pasca FOMC.

“Rupiah berbalik melemah oleh dolar AS, rebound setelah beberapa data ekonomi AS yang lebih kuat di antaranya yakni, klaim pengangguran, manufaktur dan penjualan rumah,” kata Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (22/3). 

Sedangkan sentimen dalam negeri, Lukman bilang, datang dari data penjual ritel Indonesia yang lebih baik. Dengan begitu, rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dan bergerak di kisaran sempit

Investor menantikan satu-satunya data penting pada minggu depan, yaitu inflasi PCE AS pada Jumat mendatang,” kata Lukman. 

Lukman pun memprediksi, rupiah pada pekan depan berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.600 per dolar AS-Rp 15.850 per dolar AS. 

Sementara Ibrahim memproyeksi, rupiah pada Senin (25/3), akan bergerak fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang Rp 15.770 per dolar AS hingga Rp 15.850 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati