Kurs rupiah melemah, bersiap harga mobil makin mahal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersiap-siap, harga mobil bakal naik. Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat sejumlah pelaku industri otomotif ancang-ancang menaikkan harga jual. Maklum, banyak komponen mobil yang masih harus dibeli dari impor dengan menggunakan patokan kurs dollar AS.

Presiden Direktur PT Hyundai Motor Indonesia Mukiat Sutikno mengatakan, pihaknya mempertimbangkan untuk menaikkan harga jual. Ini mengingat komponen kendaraan masih ada yang impor. "Kenaikan harga masih kami perhitungkan. Tapi mungkin  bulan depan," kata Mukiat kepada KONTAN, Minggu (22/7).

Mukiat menyebut, harga acuan awal tahun memaki rujukan kurs rupiah terhadap dollar AS sekitar Rp 13.400. Sementara saat ini, kurs rupiah telah mencapai rata-rata di atas Rp 14.000. "Kami memang khwatir akan ada pengaruh ke daya beli. Tapi tidak ada pilihan," ujarnya.


Setali tiga uang, Irwan Kuncoro, Director of Sales & Marketing Division PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menuturkan, pihaknya akan menaikkan harga jual untuk dua produk pada Agustus nanti. Harga Mitsubishi Pajero, semisal, akan naik Rp 5 juta, dan harga Mitsubishi Xpander  naik Rp 2 juta. "Kami naikkan harga tentunya sudah melewati tahap study competitiveness," kata Irwan.

Menurutnya, faktor nilai tukar rupiah yang melemah menjadi pertimbangan Mitsubishi menaikkan harga jual. Namun ia yakin, konsumen masih tetap ada. "Kami usahakan harga tetap terjangkau dan kompetitif," kata Irwan.

Bulan depan rencananya akan ada varian baru dari Mitsubishi Xpander. Ini untuk mempertahankan target penjualan yang sudah dicanangkan Mitsubishi pada awal tahun.

Dalam situs resmi MMKSI, Xpander dijual dengan mulai Rp 194,1 juta sampai Rp 250,4 juta per unit. Sementara, harga Pajero Sport mulai Rp 474 juta hingga Rp 667 juta dan untuk varian Rockford Fosgate Rp 540 juta.

Namun tak semua APM mau menaikkan harga. Misalnya saja Toyota, BMW Indonesia dan PT Sokonindo Automobile

Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, pihaknya belum ada rencana menaikkan harga jual meski nilai tukar rupiah melemah. "Masih ada faktor lain selain nilai tukar untuk menaikkan harga. Seperti cost raw material dan labour cost," kata Soerjopranoto kepada KONTAN, Minggu (22/7)

Sementara, Franz Wang, Managing Director of Sales Center PT Sokonindo Automobile bilang, karena sambutan yang baik terhadap model Glory 580 dari pasar, pihaknya belum ada rencana mengerek harga jual. "Untuk saat ini kami fokus penjagaan kualitas produk dan after sales. Tahun ini kami optimistis penjualan Glory 580 mencapai 5.000 unit," kata Franz.

Jodie O’tania, Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia mengatakan, pihaknya tidak berniat menaikkan harga jual. Sebab, harga pembelian BMW menggunakan patokan kurs euro. "Kami pengaruhnya ke euro karena dari Jerman. Walaupun ada komponen dikirim dari AS, sistemnya mengikuti BMW Jerman sehingga pembelian menggunakan euro," kata Jodie pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat