Kurs Rupiah Melemah, Investor Berburu Dolar Sebagai Safe Haven



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah 0,10% ke Rp 14.613 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (13/5). Pelemahan kurs rupiah turut tertekan oleh penguatan nilai tukar dolar terhadap mayoritas mata uang dunia.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar naik ke level tertinggi baru 20 tahun pada hari Jumat. Ada kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve untuk menahan inflasi bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran awal mingguan naik ke level tertinggi dalam tiga bulan, meskipun pasar tenaga kerja tetap menjadi kekuatan ekonomi AS. Di sisi indeks harga produsen menunjukkan perlambatan tajam di bulan April menjadi 0,5% dari bulan sebelumnya 1,6%.


Baca Juga: Harga Emas Melemah Total 3,18% dalam Empat Pekan

Ibrahim menyebut, indeks harga konsumen (CPI) AS naik 0,3% secara bulanan, kenaikan terkecil sejak Agustus. Angka ini lebih rendah ketimbang kenaikan 1,2% secara bulanan pada Maret 2022 yang merupakan kenaikan terbesar sejak September 2005.

"Investor telah condong ke aset safe-haven seperti dolar karena kekhawatiran telah meningkat tentang kemampuan Fed untuk menekan inflasi tanpa menyebabkan resesi, serta dampak dari perang di Ukraina dan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang melemahkan permintaan," ucap Ibrahim dalam riset harian.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran stagflasi yang berkepanjangan. Harga yang tinggi juga telah mengurangi selera terhadap risiko.

Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.619 per Dolar AS, Terburuk Sejak April 2021

Dari sentimen domestik, berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2022 tetap tinggi sebesar US$ 135,7 miliar. Angka ini turun jika dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2022 sebesar US$ 139,1 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa pada April 2022 antara lain dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan antisipasi kebutuhan likuiditas valas sejalan dengan meningkatnya aktivitas perekonomian. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan Senin (16/5) rupiah kemungkinan akan dibuka  berfluktuatif tapi ditutup melemah. Dia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.600 per dolar AS-Rp 14.660 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati