KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak menguat selama sesi perdagangan Jumat (25/4) berlangsung. Kendati, rupiah bergerak stabil di kisaran Rp 16.800 per dolar Amerika Serikat (AS), mata uang garuda ini tampak sulit beranjak dari keterpurukan. 

Mengutip Bloomberg, pada Jumat (25/4) pukul 14.44 WIB, rupiah spot ada di level Rp 16.835 per dolar AS, menguat 0,23% dari sehari sebelumnya. Namun, secara year to date (ytd) kurs rupiah terhadap dolar AS masih terkoreksi 4,18%. 

Sementara mata uang Asia lainnya seperti ringgit Malaysia (MYR), yen Jepang (JPY), dan dolar Singapura (SGD) kompak unjuk gigi mengungguli dolar AS dengan pemulihan 2,25% ytd, 9,6% ytd, dan 4% ytd. 

Nusa Halmahera Minerals Bawa Semangat Menambang Dengan Hati ke Minerba Convex 2025

Baca Juga: Rupiah Spot Menguat ke Rp 16.816 per Dolar AS pada Jumat (25/4) Pagi

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyoroti, penguatan rupiah hari ini tidak terlepas dari dorongan aliran arus modal asing yang masuk ke pasar ekuitas dan surat berharga negara (SBN). 

Dalam catatan terbarunya per 14 - 16 April 2025, Bank Indonesia (BI) melaporkan arus modal asing masuk (capital inflow) tercatat sebesar Rp 3,28 triliun lari ke SBN. Adapun sejak awal tahun 2025 telah masuk Rp 9,63 triliun. “Arus modal asing yang meningkat akan sejalan dengan tingkat permintaan rupiah di kancah global,” tambah Lukman kepada Kontan.co.id, Jumat (25/4).

Meski begitu, kekhawatiran global belum sepenuhnya mereda. Ketidakpastian masih membayangi arah gerak perekonomian global ke depan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat kekuatan rupiah. 

Lukman bilang, prospek rupiah ke depan masih sangat bergantung pada eskalasi terbaru perang dagang dan aspek fundamental dari domestik.

Baca Juga: Tekanan Masih Kuat, Sulit Bagi Rupiah Bisa Menguat

“Sejauh ini, meskipun situasi masih tidak menentu, mata uang seperti USD/JPY justru menarik untuk dilirik,” ujar Lukman. 

Menurut Lukman, investasi forex masih relevan asalkan cermat dalam memilah mata uang yang prospektif dalam jangka panjang. “Tetap selalu berhati-hati dan sebaiknya memang kurangi aset-aset berisiko walaupun valuasinya sudah terlalu murah, karena terlalu riskan,” jelasnya.

Dalam analisisnya, Lukman memproyeksikan kurs rupiah terhadap dolar hingga akhir tahun 2025 akan bergerak di kisaran Rp 16.000 per dolar AS jika tensi perang dagang mereda. 

Sebaliknya, jika ketegangan perang dagang meningkat, khususnya antara AS - China, maka tidak menutup kemungkinan kurs rupiah terhadap dolar AS akan bergerak di kisaran Rp 17.500 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News