KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan rupiah makin dalam setelah kemarin melewati level Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Jumat (15/7) pukul 11.54 WIB, kurs rupiah spot melemah 0,19% ke Rp 15.048 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan kemarin pada Rp 15.020 per dolar AS.

Posisi rupiah mencapai level paling lemah terhadap dolar sejak Mei 2020. Kurs rupiah pun melemah dalam enam pekan berturut-turut di tengah outflow atau aliran keluar dana asing.

Para trader meyakini Federal Reserve akan makin hawkish dan agresif menambah upaya untuk menahan inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 41 tahun terakhir. Potensi kenaikan suku bunga Fed Funds Rate 75 basis points akhir bulan ini makin besar.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,24% ke 6.706 Hingga Akhir Sesi I, Jumat (15/7)

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan sebesar US$ 5,09 miliar di bulan Juni. Angka ini lebih tinggi ketimbang prediksi para analis yang memperkirakan surplus US$ 3,48 miliar. Kenaikan surplus perdagangan di antaranya adalah karena kenaikan ekspor CPO.

Tak cuma rupiah, mata uang kawasan Asia pun mayoritas melemah. Berdasarkan data Bloomberg, hanya dolar Singapura yang menguat tipis 0,01% terhadap dolar AS hingga siang ini.

Baca Juga: Rupiah Dibuka Menguat 0,09% ke Rp 15.007 Per Dolar AS pada Jumat (15/7) Pagi

Di sisi sebaliknya, indeks dolar makin tinggi dan terus mencapai level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia siang ini berada di 108,56, naik dari posisi kemarin 108,54.

Indeks dolar menguat dalam tiga pekan berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati