KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan terakhir pekan ini. Jumat (9/6), kurs rupiah spot menguat 0,37% ke Rp 14.840 per dolar AS. Kurs rupiah Jisdor berada di Rp 14.853 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (9/6) menguat 0,33% jika dibandingkan dengan hari sebelumnya. Dalam sepekan, kurs rupiah spot menguat 1,03%. Pada perdagangan terakhir pekan lalu Rabu (31/5), kurs rupiah spot berada di Rp 14.994 per dolar AS. Dalam sepekan ini, kurs rupiah Jisdor mengakumulasikan penguatan 1% dari posisi Rp 15.003 per dolar AS pada Rabu (31/5). Analis sekaligus pengamat mata uang Lukman Leong menuturkan bahwa sepekan ini rupiah lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal, terutama dari AS. "Ekspektasi tingkat suku bunga the Fed yang sempat naik, kemudian turun setelah beberapa data ekonomi yang lebih lemah dari AS seperti ISM sektor servis dan klaim pengangguran yang lebih jelek dari perkiraan," papar dia.
Untuk awal pekan depan, Lukman memperkirakan rupiah akan range bound. Menurut dia, investor cenderung akan wait and see menantikan data inflasi AS dan pertemuan FOMC. "Rupiah berpotensi menguat setelah itu, investor mengantisipasi data perdagangan Indonesia yang diperkirakan akan kembali surplus," kata dia. Baca Juga: Rupiah Perkasa Sepekan Ini, Intip Prospeknya di Awal Pekan Depan Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah kemarin menguat karena data ketenagakerjaan AS yang melemah. "Data AS mendorong menguatnya rupiah pada saat pembukaan," kata Josua kepada Kontan.co.id, Jumat (9/6). Rupiah sempat memangkas penguatannya di sesi pagi, akibat data inflasi China yang melemah, dan mendorong kekhawatiran terkait pertumbuhan ekonomi China. Inflasi konsumen China tercatat sebesar 0,2% secara tahunan (YoY), sementara di tingkat produsen terjadi deflasi sebesar 4,6% YoY. Selama minggu ini, Josua melihat rupiah cenderung bergerak menguat, terutama di awal minggu akibat dampak dari sentimen bahwa Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan FOMC mendatang.