Kurs Rupiah Menguat 2% Sepekan Saat Dolar AS Tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat dalam sepekan ini di tengah pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). 

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (9/8), rupiah spot pekan ini ditutup pada level Rp 15.925 per dolar AS, melemah 0,19% dari sehari dari Rp 15.894 per dolar AS. Dalam sepekan, rupiah spot menguat 1,7% dari akhir pekan lalu yang ada di Rp 16.200 per dolar AS.

Kurs rupiah Jisdor justru menguat 0,24% secara harian pada hari ini ke Rp 15.914 per dolar AS dari posisi kemarin. Sedangkan dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor menguat 1,97% dari Rp 16.234 per dolar AS.


Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengatakan, dalam sepekan rupiah cenderung menguat karena kabar adanya resesi di AS, serta data ketenagakerjaan AS yang merosot. Hal ini membuat investor melepas dolar dan memburu aset-aset aman di luar Amerika. 

Baca Juga: Berbeda Arah, Rupiah Jisdor Menguat 0,24% ke Rp 15.914 Per Dolar AS Pada Jumat (9/8)

"Rupiah dalam sepekan ini telah mencatat penguatan 1,91% terhadap dolar dengan berlabuh di bawah Rp 16.000, untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir," kata Nanang kepada Kontan.co.id, Jumat (9/8). 

Di tengah kondisi ini, Nanang melihat Indonesia mendapatkan keuntungan karena inflow yang masuk mengerek rupiah ke bawah Rp 16.000. Inflow juga menyokong kenaikan pasar saham.

Di samping itu, cadangan devisi yang melonjak US$ 5,2 miliar menjadi US$ 145,4 miliar pada Juli 2024 semakin memperkuat ekonomi Indonesia. 

"Naiknya cadangan devisa RI makin memudahkan Bank Indonesia (BI) untuk menyediakan dana cadangan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah bila mana terjadi goncangan kembali," lanjutnya. 

Untuk pekan depan, Nanang memprediksi rupiah akan dipengaruhi angka inflasi dari AS. Menurut dia, apabila inflasi CPI dan PPI melambat, maka akan terjadi pelemahan dolar dan menguntungkan rupiah. Sehingga rupiah bisa menyentuh Rp 15.700 per dolar AS-Rp 15.850 per dolar AS.

Baca Juga: Rupiah Spot Melemah 0,20% ke Rp 15.925 Per Dolar AS Pada Jumat (9/8)

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong bilang, kekhawatiran terhadap resesi AS membuat rupiah rebound tajam dalam sepekan ini. 

"Perkembangan global akan kekuatiran resesi AS yang telah menyebabkan sentimen risk off yang kuat. Berakhir dengan aksi spekulatif bargain hunting dan sentimen risk on," kata Lukman kepada Kontan.co.id. 

Data cadangan devisa, penjualan ritel, dan kepercayaan konsumen yang membaik juga mendukung rupiah dan capital inflow yang berlanjut. 

Lukman memperkirakan rupiah akan berkonsolidasi pada Senin (12/8). Investor akan mengantisipasi beberapa data ekonomi penting seperti data inflasi dan penjualan ritel AS, data perdagangan Indonesia, hingga data industri dan ritel China. Dia memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di rentang Rp 15.900 per dolar AS-Rp 16.050 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati