Kurs Rupiah Menguat Dua Hari Terakhir, Simak Faktor Pendorongnya



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat 0,24% ke Rp 15.583 pada perdagangan Jumat (9/12). Penguatan juga terjadi pada hari sebelumnya, yakni sebesar 0,10% ke Rp 15.620 per dolar AS.

Akan tetapi, dalam sepekan kurs rupiah tercatat melemah. Dibanding akhir pekan sebelumnya yang berada di level Rp 15.425 per dolar AS, rupiah pada pekan ini melemah 1,02%.

Ekonom Bank Mandiri Reny Eka Putri mengatakan, ada beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pekan ini. Sentimen positif datang dari pernyataan bank sentral AS The Fed yang mengindikasikan kenaikan suku bunga acuan yang tidak terlalu besar ke depan (less hawkish).


Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah dalam Sepekan, Simak Sentimennya

Hal ini seiring dengan ekspektasi inflasi AS yang mulai menurun.

"Begitu pula dengan kenaikan suku bunga The Fed pada FOMC meeting Desember 2022 yang sudah priced in," kata Reny saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (9/12).

Dari domestik, rilis cadangan devisa yang lebih tetap tinggi menjadi sentimen positif bagi rupiah. Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 134 miliar pada akhir November 2022.

Untuk pekan depan, Reny memprediksi nilai tukar rupiah berpotensi lanjut menguat. Perkiraannya, rupiah bakal bergerak dalam kisaran Rp 15.485-Rp 15.665 per dolar AS.

Baca Juga: Berotot, Rupiah Spot Dibuka Menguat ke Rp 15.580 Per Dolar AS di Hari Ini (9/12)

Hal ini didukung oleh dana asing yang diprediksi berlanjut masuk ke pasar domestik. Dukungan fundamental dalam negeri yang kuat dan kebijakan BI yang terus berlanjut akan menjadi faktor penting yang dapat menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli