Kurs rupiah menguat tetapi rawan berbalik melemah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan pemulihan ekonomi sejak vaksin tiba di tanah air masih menyokong rupiah untuk menguat. Pasar keuangan yang tutup di Rabu (9/12) menghasilkan akumulasi arus masuk di dalam negeri. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (10/12), rupiah menguat 0,04% ke Rp 14.105 per dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan sebesar 0,24% juga terjadi pada kurs tengah Bank Indonesia yang menjadi Rp 14.130 per dolar AS. 

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan rupiah menguat karena masih tersokong oleh timbulnya harapan vaksin yang hadir di Indonesia. Selain itu, hari ini pelaku pasar juga baru bisa priced in setelah kemarin pasar keuangan tutup. "Terdapat inflow ke pasar obligasi dan pasar saham, itu juga membuat rupiah menguat sedikit," kata Mikail, Kamis (10/12). 


Namun, untuk perdagangan Jumat (11/12), Mikail memproyeksikan terdapat ketidakpastian yang berpotensi membawa rupiah berbalik melemah. Sentimen negatif pertama datang dari pembicaraan stimulus fiskal AS yang masih terhambat. 

Baca Juga: IHSG melemah 0,18% pada Kamis (10/12), masih menguat 2,06% sepekan

Kedua, kenaikan harga minyak yang menyentuh US$ 50 per barel. Biasanya kenaikan harga minyak akan membuat rupiah melemah karena Indonesia banyak impor minyak. 

Ketiga, ketidakpastian juga datang dari Trump yang semakin bulat ingin membawa hasil pemilu ke Mahkamah Agung (Supreme Court). Mikail memproyeksikan rupiah di akhir pekan berpotensi melemah di rentang Rp 14.190 per dolar AS-Rp 14.200 per dolar AS. 

Baca Juga: Kurs rupiah ditutup menguat tipis ke Rp 14.105 per dolar AS pada Kamis (10/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati