KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kokoh menghadapi dolar Amerika Serikat (AS) sepanjang pekan ini. Jumat (12/8), kurs rupiah spot menguat 0,66% ke Rp 14.668 per dolar AS. Selama sepekan, rupiah sudah menguat 1,54%. Di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, rupiah menguat 0,75% ke Rp 14.688 per dolar AS. Dalam sepekan terakhir, rupiah tercatat menguat 1,47%. Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan pergerakan rupiah telah menguat jauh secara signifikan menyusul data ekonomi Indonesia yang jauh lebih baik pekan lalu.
"Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 3,72% secara kuartalan di kuartal kedua 2022, mengalahkan konsensus pasar yang naik 3,44% dan bergeser dari penurunan 0,9% yang direvisi sedikit di kuartal pertama 2022. Ini adalah pertumbuhan PDB triwulanan terkuat sejak kuartal ketiga 2020," ucap Sutopo kepada Kontan.co.id, Jumat (12/8).
Baca Juga: BI Catat Arus Modal Asing Masuk Rp 7,74 Triliun pada Pekan Kedua Agustus 2022 Sutopo mengatakan pertumbuhan tahunan PDB kuartal kedua 2022 Indonesia terkuat dalam setahun, meningkat sebesar 5,44% yoy. Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi yang menguat karena pelonggaran pembatasan Covid-19 lebih lanjut di tengah peningkatan ekspor yang didorong oleh harga komoditas yang lebih tinggi. Menurut Sutopo, penguatan rupiah juga didorong oleh data ekonomi AS yang meningkatkan peluang bagi bank sentral untuk bertindak tidak terlalu agresif. Hal ini menghilangkan ketakutan resesi yang pada akhirnya mengangkat pasar saham. Imbal hasil obligasi turun dan menekan nilai tukar dolar AS lebih jauh.
Baca Juga: IHSG Melemah 0,43% Meski Ada Net Buy Asing Rp 761 Miliar Pada Jumat (12/8) Sutopo mengatakan data ekonomi pekan depan relatif sepi dari luar negeri. Sementara dari dalam negeri ada data neraca perdagangan bulan Juli pada hari Senin yang bisa menjadi sentimen penggerak rupiah. "Surplus perdagangan Indonesia melonjak signifikan menjadi US$ 5,09 miliar pada Juni 2022 dari US$ 1,32 miliar pada bulan yang sama tahun sebelumnya, melebihi ekspektasi pasar surplus US$ 3,52 miliar," ujar dia. Sementara, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan rupiah bergerak cenderung menguat setelah data inflasi AS cenderung lebih rendah dibandingkan ekspektasi.
Baca Juga: Bertenaga, Rupiah Jisdor Menguat ke Rp 14.688 Per Dolar AS Pada Jumat (12/8) "Tingkat inflasi AS yang lebih rendah berdampak pada ekspektasi bahwa kebijakan moneter Fed tidak akan seagresif bulan Juni-Juli," tutur Josua. Dia mengatakan, rupiah mampu bergerak menguat hingga berada pada kisaran Rp 14.650-Rp 14.800 dalam dua hari terakhir. Pada minggu depan, kurs rupiah diperkirakan berpotensi menguat terbatas. Pengatan terbatas rupiah terjadi terutama bila pada FOMC minutes, The Fed menegaskan kemungkinan untuk melonggarkan kebijakannya bila data ekonomi mulai mengendur. Sutopo memproyeksikan rupiah pada perdagangan Senin (15/8) akan berada di rentang Rp 14.550 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS. Sedangkan Josua memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.600 per dolar AS-Rp 14.700 per dolar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati