KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berhasil unggul atas dollar Amerika Serikat dalam sepekan terakhir. Hingga Jumat (19/1), kurs spot rupiah menguat 0,27% ke level Rp 13.316 per dollar AS. Di periode yang sama, kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menguat 0,23% ke level Rp 13.331 per dollar AS. Bila dibandingkan perdagangan kemarin, kurs spot rupiah juga berhasil unggul 0,23% terhadap dollar AS. Pun demikian dengan kurs rupiah di BI yang ikut menguat terhadap dollar sebesar 0,25%. Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri menyebut, ancaman penutupan pemerintah AS menjadi faktor utama di balik penguatan rupiah selama pekan ini berlangsung. Dia berpendapat, data-data ekonomi negeri Paman Sam yang dirilis pada pekan ini juga tidak mampu mengangkat posisi dollar AS dari tekanan. “The Fed juga belum memberikan pernyataan baru,” tambahnya. Dari sisi Indonesia, Reny menilai, rupiah disokong oleh fundamental dalam negeri masih tergolong solid lantaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 4,25%. Hal itu membuat prospek ekonomi Indonesia masih dipandang positif oleh para investor asing. Reny memperkirakan kurs rupiah terhadap dollar AS masih berpeluang melanjutkan tren penguatannya di pekan depan. Namun, sifatnya lebih terbatas mengingat minimnya sentimen dari dalam negeri. “Dari domestik sudah tidak ada lagi data yang berpengaruh,” imbuhnya. Ia pun sepanjang pekan depan meramal rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.295—Rp 13.365 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kurs rupiah terapresiasi atas dollar AS di sepanjang pekan ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah berhasil unggul atas dollar Amerika Serikat dalam sepekan terakhir. Hingga Jumat (19/1), kurs spot rupiah menguat 0,27% ke level Rp 13.316 per dollar AS. Di periode yang sama, kurs tengah rupiah Bank Indonesia juga menguat 0,23% ke level Rp 13.331 per dollar AS. Bila dibandingkan perdagangan kemarin, kurs spot rupiah juga berhasil unggul 0,23% terhadap dollar AS. Pun demikian dengan kurs rupiah di BI yang ikut menguat terhadap dollar sebesar 0,25%. Reny Eka Putri, Analis Pasar Uang Bank Mandiri menyebut, ancaman penutupan pemerintah AS menjadi faktor utama di balik penguatan rupiah selama pekan ini berlangsung. Dia berpendapat, data-data ekonomi negeri Paman Sam yang dirilis pada pekan ini juga tidak mampu mengangkat posisi dollar AS dari tekanan. “The Fed juga belum memberikan pernyataan baru,” tambahnya. Dari sisi Indonesia, Reny menilai, rupiah disokong oleh fundamental dalam negeri masih tergolong solid lantaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan di level 4,25%. Hal itu membuat prospek ekonomi Indonesia masih dipandang positif oleh para investor asing. Reny memperkirakan kurs rupiah terhadap dollar AS masih berpeluang melanjutkan tren penguatannya di pekan depan. Namun, sifatnya lebih terbatas mengingat minimnya sentimen dari dalam negeri. “Dari domestik sudah tidak ada lagi data yang berpengaruh,” imbuhnya. Ia pun sepanjang pekan depan meramal rupiah akan bergerak di rentang Rp 13.295—Rp 13.365 per dollar AS. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News