Kurs Rupiah Terdepresiasi, Harga Sepeda Motor Mulai Naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebut, kenaikan harga jual motor di pasar sulit dihindari seiring pelemahan kurs rupiah yang berkepanjangan.

Asal tahu saja, kurs rupiah masih terjebak di atas level Rp 16.000 per dollar AS dalam beberapa bulan terakhir.

Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, jika pelemahan kurs hanya berlangsung satu bulan, hal itu tidak terlalu menjadi masalah sehingga produsen motor tetap bisa menahan harga jual. 


Baca Juga: Penurunan Daya Beli Hantui Pasar Motor

Namun, faktanya sampai saat ini rupiah terus tertekan terhadap dollar AS. Kondisi ini menyulitkan bagi produsen motor, terutama yang membutuhkan komponen dari luar negeri. 

"Beberapa anggota AISI ada yang mulai menyesuaikan harga jual motor di pasar," kata dia, Selasa (6/8).

Kenaikan harga beberapa model sepeda motor disebut AISI masih di kisaran level satu digit. Hal ini tentu mempertimbangkan daya beli masyarakat yang belum stabil.

Baca Juga: Daya Beli Terganggu, Target Penjualan Motor Nasional Direvisi Menjadi 6,3 Juta Unit

Sebagaimana diketahui, penjualan motor nasional terkoreksi 0,96% year on year (yoy) menjadi 3.170.994 unit pada Januari-Juni 2024. 

AISI pun memperkirakan penjualan motor nasional sampai akhir 2024 berada di kisaran 6,2 juta sampai 6,3 juta.

Angka tersebut berubah mengingat sebelumnya AISI memprediksi penjualan motor nasional sekitar 6,2 juta--6,5 juta tahun ini.

"Penjualan motor bisa mencapai 6,3 juta unit jika tiap bulan rata-rata penjualannya sekitar 530.000 unit," ujar Sigit.

Baca Juga: Penjualan Motor dan Pakaian Tak Setinggi Tahun Lalu, Jadi Penyebab Konsumsi Melambat

Sementara itu, 2W Sales & Marketing Department Head PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) Teuku Agha mengatakan, model-model motor Suzuki yang berstatus produk impor sudah mengalami kenaikan harga. Selain kurs, penyesuaian harga tersebut juga mempertimbangkan faktor inflasi.

"Motor baru Suzuki berstatus impor, sehingga pergerakan kurs sangat mempengaruhi produksi," imbuh dia, Selasa (6/8).

Walau begitu, Suzuki mengklaim mampu meraih peningkatan penjualan motor sekitar 30%-40% pada semester I-2024.

Prospek penjualan motor Suzuki tetap positif, mengingat motor masih dianggap sebagai alat transportasi yang efektif dan efisien baik untuk keperluan pribadi maupun usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto