KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah tembus ke atas level Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dan menyentuh level paling lemah sejak awal Agustus 2024 atau dalam lebih dari tiga bulan terakhir. Jumat (13/12) pukul 11.54 WIB, kurs rupiah spot berada di Rp 16.010 per dolar AS. Bahkan, rupiah sempat menyentuh Rp 16.020 per dolar AS pada pukul 11.000 WIB. Kurs rupiah hari ini melemah 0,41% dari penutupan perdagangan kemarin di Rp 15.945 per dolar AS.
Dalam sepekan, kurs rupiah melemah 1,04%. Rupiah juga terkapar dalam lima hari perdagangan berturut-turut.
Bloomberg melaporkan bahwa Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi lebih agresif di pasar hari ini. "Kami memasuki pasar dengan tiga intervensi yang cukup berani," kata Edi Susianto, Direktur Eksekutif Manajemen Moneter dan Aset Sekuritas BI seperti dikutip
Bloomberg. Baca Juga: Kurs Rupiah Mendekati Rp 16.000 Per Dolar AS pada Jumat (13/12) Pagi BI memasuki pasar spot, pasar
domestic non-deliverable forward, dan pasar obligasi pemerintah untuk menjaga kepercayaan pasar. Dia menambahkan bahwa pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen global. Dolar AS menguat karena ekonomi AS yang tangguh dan meningkatkan ketegangan geopolitik. Pelemahan nilai tukar hampir merata di kawasan Asia. Menurut data Bloomberg, hanya rupee India yang siang ini tercatat menguat tipis 0,02% terhadap the greenback. Sementara mata uang lain melemah. Rupiah mencatat pelemahan paling dalam terhadap dolar AS. Pelemahan rupiah disusul oleh ringgit Malaysia, baht Thailand, peso Filipina, yen Jepang, won Korea, yuan China, dolar Singapura, dolar Taiwan, dan dolar Hong Kong. Dalam sepekan ini, tiga mata uang Asia melemah lebih dari 1%. Ketiga mata uang adalah yen yang melemah 1,94% sepekan, peso Filipina dengan pelemahan 1,15% sepekan, dan rupiah dengan pelemahan 1,01% sepekan.
Baca Juga: Sentimen Domestik dan Global Tenggelamkan Rupiah Di sisi sebaliknya, dolar AS menunjukkan keperkasaan dalam sepekan terakhir. Indeks dolar yang mencerminkan nilai tukar doalr AS terhadap mata uang utama dunia menguat dalam enam hari perdagangan berturut-turut. Siang ini, indeks dolar menguat 0,13% dalam sehari ke 107,10. Dalam enam hari perdagangan, indeks dolar menguat 1,31%. Analis Monex Investindo Futures Putu Pransuamitra mengatakan, belum ada sentimen besar yang menggerakkan rupiah secara signifikan setelah rilis data inflasi AS. "Hampir dapat dipastikan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps, tetapi dot plot lebih penting bagi pasar," kata dia seperti dikutip
Bloomberg. Di pasar saham, dana asing mencatat
net sell atau jual bersih hingga Rp 2,18 triliun di perdagangan kemarin. Lebih dari separuh merupakan penjualan di saham perbankan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati