JAKARTA. Penurunan nilai tukar atau depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh Rp 12.000 menjadi permasalahan bagi perusahaan. Tidak terkecuali bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Akibat penurunan nilai tukar tersebut, maka perusahaan pelat merah ini menanggung kerugian lebih besar. "Setiap nilai tukar rupiah turun Rp 100, (kerugian) Rp 1 triliun lebih," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji di Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (16/10). Dirinya menjelaskan, ada dua dampak pelemahan rupiah terhadap PLN yaitu pada beban operasional dan pada laporan keuangan. Kalau kurs semakin mahal maka biaya operasional akan naik. Lalu pada laporan keuangan, beban terjadi pada neraca laba rugi. Kalau kurs pada awal tahun berbeda dengan kurs akhir tahun maka yang didapat adalah rugi kurs atau untung kurs.
Kurs turun Rp 100 per US$, PLN rugi Rp 1 triliun
JAKARTA. Penurunan nilai tukar atau depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh Rp 12.000 menjadi permasalahan bagi perusahaan. Tidak terkecuali bagi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Akibat penurunan nilai tukar tersebut, maka perusahaan pelat merah ini menanggung kerugian lebih besar. "Setiap nilai tukar rupiah turun Rp 100, (kerugian) Rp 1 triliun lebih," ujar Direktur Utama PLN Nur Pamudji di Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (16/10). Dirinya menjelaskan, ada dua dampak pelemahan rupiah terhadap PLN yaitu pada beban operasional dan pada laporan keuangan. Kalau kurs semakin mahal maka biaya operasional akan naik. Lalu pada laporan keuangan, beban terjadi pada neraca laba rugi. Kalau kurs pada awal tahun berbeda dengan kurs akhir tahun maka yang didapat adalah rugi kurs atau untung kurs.