JAKARTA. Menurut Pengamat Perminyakan Kurtubi, seharusnya pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan Gas Alam Cair (LNG) ke Jepang pada saat ini. Sebab, Jepang tengah tertimpa bencana gempa dan tsunami yang sangat dasyat."Nantinya, Jepang akan membayar bantuan tersebut dengan nilai yang cukup tinggi," ujarnya saat penyampaian diskusi di fraksi PPP di DPR, Jumat (25/03).Kurtubi menjelaskan, saat ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi Indonesia untuk membantu Jepang. Dengan demikian, dalam jangka pendek, Indonesia dapat membangun infrastruktur yang kondisinya sekarang ini masih sangat minim. Sedangkan manfaat jangka panjangnya, pemerintah dapat memaksimalkan infrastruktur LNG yang telah dibagun dari hasil bantuan Jepang tersebut. Dia menambahkan, jangan sampai Indonesia didahului oleh Rusia dalam menyanggupi permintaan Jepang. "Soalnya Rusia sudah menyanggupi dan bersiap membuat suatu pipa gas dari Rusia menuju Jepang," paparnya.Terkait hal itu, Kurtubi menyarankan, pemerintah dapat menggunakan blok atau LNG dari pulau Natuna dikarenakan cadangan di blok Natuna cukup besar, mencapai 45-55 triliun kubik TCF. Adapun mengenai harga, pemerintah Jepang dapat menyangupi pembelian dengan harga US$ 16 per MMBTU. Jika dihitung, keuntungan yang didapat per tahun mencapai sekitar Rp 40 triliun. "Jika pemerintah Indonesia siap membantu, maka dalam waktu 30 tahun, pemerintah dapat membuat infrastruktur LNG," sarannya.
Kurtubi: Indonesia sebaiknya membantu Jepang dengan memasok LNG
JAKARTA. Menurut Pengamat Perminyakan Kurtubi, seharusnya pemerintah Indonesia dapat memberikan bantuan Gas Alam Cair (LNG) ke Jepang pada saat ini. Sebab, Jepang tengah tertimpa bencana gempa dan tsunami yang sangat dasyat."Nantinya, Jepang akan membayar bantuan tersebut dengan nilai yang cukup tinggi," ujarnya saat penyampaian diskusi di fraksi PPP di DPR, Jumat (25/03).Kurtubi menjelaskan, saat ini merupakan momentum yang sangat tepat bagi Indonesia untuk membantu Jepang. Dengan demikian, dalam jangka pendek, Indonesia dapat membangun infrastruktur yang kondisinya sekarang ini masih sangat minim. Sedangkan manfaat jangka panjangnya, pemerintah dapat memaksimalkan infrastruktur LNG yang telah dibagun dari hasil bantuan Jepang tersebut. Dia menambahkan, jangan sampai Indonesia didahului oleh Rusia dalam menyanggupi permintaan Jepang. "Soalnya Rusia sudah menyanggupi dan bersiap membuat suatu pipa gas dari Rusia menuju Jepang," paparnya.Terkait hal itu, Kurtubi menyarankan, pemerintah dapat menggunakan blok atau LNG dari pulau Natuna dikarenakan cadangan di blok Natuna cukup besar, mencapai 45-55 triliun kubik TCF. Adapun mengenai harga, pemerintah Jepang dapat menyangupi pembelian dengan harga US$ 16 per MMBTU. Jika dihitung, keuntungan yang didapat per tahun mencapai sekitar Rp 40 triliun. "Jika pemerintah Indonesia siap membantu, maka dalam waktu 30 tahun, pemerintah dapat membuat infrastruktur LNG," sarannya.