JAKARTA. Nama situs belanja e-commerce blibli.com semakin beken di tanah air dalam beberapa tahun terakhir. Perkembangan pesat situs e-commerce milik PT Global Digital Niaga yang merupakan anak usaha (GDN) PT Global Digital Prima (GDP) Venture dari Grup Djarum ini tak bisa dilepaskan dari peran Kusumo Martanto. Kusumo sejak Maret 2010 resmi menjadi Chief Executive Officer (GDN) dan Chief Operation Officer (COO) GDP Venture dan terlibat langsung dalam pendirian blibli.com pada tahun 2011 lalu dan berhasil menjadi e-commerce premium pertama di Indonesia. Lima tahun memegang blibli.com, Kusumo terbilang sukses mengangkat pamor situs e-commerce ini, padahal bidang ini adalah dunia baru baginya.
Minim pengalaman dalam bidang e-commerce tak membuat Kusumo gentar menapaki industri anyar ini. Dia mengaku telah membuat formula menghadapi berbagai persoalan pasar e-commerce di tanah air. Saat ditemui KONTAN beberapa waktu lalu, Kusumo bercerita bahwa saat pertama kali membentuk blibli.com, dia harus menata perusahaan start up agar berkembang menjadi e-commerce. Tantangan terbilang cukup berat kala itu, pasalnya pada tahun 2011 industri e-commerce belum semarak seperti saat ini. Alhasil, butuh perjuangan keras agar blibli.com bisa dapat tempat di tengah masyarakat. Berupaya menjawab tantangan menjadi bumbu dalam perjalanan karier Kusumo selama ini. Menurutnya karier profesional yang dijalaninya selama ini sulit ditebak dan bisa sampai ke titik saat ini. Kusumo mengaku menyukai tantangan dalam hidup dan pengalaman dijadikannya kunci untuk menjawab tantangan tersebut. Pria asal Semarang kelahiran 24 Agustus 1973 ini masuk ke bidang e-commerce dengan bekal pengalaman panjang di perusahaan teknologi dan manufaktur. Bahkan, 17 tahun karier profesional Kusumo dihabiskan diluar negeri dengan menempati berbagai posisi mulai dari tenaga engineer hingga program manager. Pilihan berkarier di luar negeri ini lantaran dia menempuh studi Strata 1 (S-1) dan Strata 2 (S-2) di Amerika Serikat. Kusumo menghabiskan waktu dari tahun 1992-1995 untuk menyelesaikan pendidikan Teknik Industri di Iowa State University Amerika Serikat dan dinyatakan lulus dengan meraih gelar Bachelor of Science dengan meraih Highest Distinction and Honor in Industrial Engineering. Memegang sertifikat sarjana dari luar negeri membuat Kusumo mendapat banyak tawaran pekerjaan dari perusahaan dalam negeri. Sempat berpikir untuk mencoba peruntungan karier pertamanya di Indonesia. Namun, ternyata takdir membawa Kusumo kembali ke negeri Paman Sam untuk menimba ilmu S-2 setelah mendapatkan beasiswa. Kusumo mengambil program pascasarjana Master of Science di bidang Teknik Industri di Georgia Institute of Technology, Atlanta, Amerika Serikat. Kusumo kembali lulus dengan menyandang prestasi terbaik dan menyabet Certified Supply Chain Professional (SCP) pada 1997. Meski tinggal di luar negeri sekitar lima tahun, tapi Kusumo merasa nyaman dengan budaya di Amerika Serikat dan mencoba peruntungan karier pertamanya disana. Setelah lulus kuliah, Kusumo bergabung dengan perusahaan Allied Signal Inc. (sekarang Honeywell) di Amerika Serikat sebuah perusahaan penerbangan sebagai engineer. Saat menapaki karier pertamanya ini, Kusumo merasa segalanya masih terasa wajar karena bidang pekerjaannya sesuai dengan latar belakang pendidikan yang ditekuninya selama ini. Saat bekerja di Allied Signal Inc., Kusumo juga berhasil menyabet sertifikat Six Sigma Black Belt dari Sig Sigma Academy pada tahun 1999. Pada tahun tersebut pula Kusumo memutuskan hengkang ke perusahaan i2 Technologies Inc. Di sini Kusumo merasakan perjalanan karier yang cukup lama, yakni sejak tahun 1999 hingga tahun 2005. Kusumo menempati posisi manajer produksi di perusahaan konsultan dan perangkat lunak atau software supply chain management itu selama empat tahun. Dia membuktikan bidang baru bukanlah hambatan baginya. Hal ini yang kemudian menaikkan level seorang Kusumo ke senior manajer produksi dan berhasil memegang jabatan selama dua tahun. Enam tahun berkiprah sebagai manajer produksi, Kusumo pun dilirik perusahaan raksasa di bidang teknologi Intel Corporation USA. Mulai Januari 2006, Kusumo memulai debut bekerja di Intel sebagai Enterprise Business Architect. Kariernya makin melesat di perusahaan multinasional ini ketika Januari 2008 resmi ditunjuk menjadi manajer program. Jabatan ini membebankan Kusumo pada tugas untuk membangun struktur dan pelatihan untuk program. Tugas ini pula menuntut Kusumo untuk menunjukkan sisi kepemimpinannya pada tim kerjanya saat itu. Bekal pengalaman ini yang dibawanya ke tanah air ketika Agustus 2009 melepas pekerjaan di Intel dan bergabung dengan PT Djarum. Karier di tanah air Keputusan untuk kembali ke tanah air setelah 17 tahun berada di Amerika Serikat karena Kusumo ingin mencoba menata karier profesional barunya di negeri kelahirannya. Latar belakang sebagai teknik industri aerospace yang dibawanya dari Amerika Serikat seolah tak berguna di tanah air karena yang pengalamannya sebagai manajer di Intel menjadi pertimbangan PT Djarum merekrut Kusumo sebagai Business Development & Diversification Manager. Karier Kusumo semakin mengkilap setelah ditunjuk menjadi CEO PT GDN dan COO PT GDP Venture pada Maret 2010 yang merupakan anak usaha PT Djarum. Tak hanya itu, Kusumo juga ditunjuk menjadi Senior Business Development Manager. PT Djarum pada Januari 2011 hingga saat ini. Performa kerja yang memuaskan PT Djarum membuat Kusumo naik level lebih cepat dari yang dia perkirakan sebelumnya. Memegang tiga jabatan dalam satu waktu bukan pekerjaan yang mudah bagi Kusumo. Apalagi dia diberikan misi untuk membangun perusahaan e-commerce ketika awal menjabat. Perusahaan kala itu diakuinya memang sedang terpikat dengan bisnis e-commerce sehingga memutuskan untuk mendirikan Blibli.com. Kusumo pun langsung ditunjuk menjadi CEO blibli.com dan diminta merancang konsep bisnis dengan seluruh tim bentukannya. “Ketika dipercaya untuk membangun blibli.com dari nol, saya merasa ini merupakan hal yang menantang dan belum pernah saya rasakan sepanjang karier saya membangun perusahaan dari nol,” kata Kusumo. Situs blibli.com yang masih baru pada tahun 2011 membuat Kusumo harus bekerja keras dan mampu menentukan tim yang tepat untuk mendongkrak eksistensi blibli.com. Tanggung jawab ini menuntut sisi kepemimpinan Kusumo keluar dalam menjalankan tugas sebagai CEO. Dia mengaku berbagai pengalaman kepemimpinan sebelumnya menjadi rekomendasi untuk menata blibli.com. Namun, iklim kerja yang baru di tanah air membuatnya harus pandai meracik gaya kepemimpinan yang hendak diterapkan. Kusumo mulai memimpin blibli.com dengan membangun tim kerja. Perbedaan iklim dan budaya kerja antara Amerika Serikat dan Indonesia membuatnya harus bekerja lebih dari biasanya. Dia memilih untuk membangun iklim kerja baru yang lebih segar pada rekan kerja dalam tim blibli.com. Iklim kerja baru yang coba diaplikasikan Kusumo bukan iklim kerja ala perusahaan internasional dan juga bukan pula iklim kerja ala Indonesia pada umumnya. "Saya berusaha mengkombinasikan dua iklim kerja ini," ujarnya. Dalam perjalanannya upaya ini berhasil. Suami Angela Darmawan ini sukses menerapkan visi blibli.com sebagai e-commerce yang memberikan pengalaman berbelanja online sesuai kebutuhan digital masyarakat Indonesia. Konsep mal online yang dikembangkan Kusumo ke blibli.com dianggap sebagai terobosan dalam memenangkan pasar online. Konsep ini akhirnya berhasil membangun citra blibli.com yang lain dari e-commerce pesaing. Keberhasilan Kusumo menentukan konsep blibli.com tak lepas dari kerja keras tim yang berhasil dibangun. Dia mengaku langsung klop bekerja dengan tim yang dibangun dari nol tersebut.
Padahal tantangan untuk membuat tim yang baik tidak mudah. Namun, Kusumo telah berhasil membuktikan diri sebagai profesional handal yang sukses diluar bidang pendidikannya. Saat ini, blibli.com sudah meningkat tujuh kali lipat dari saat situs belanja ini dibangun. Berbagai terobosan baru yang dilakukan tak lepas dari strategi jitu dalam merebut pasar online. Terobosan terbaru, blibli.com merangkul sektor unit kecil dan menengah (UKM). Baginya hal ini merupakan terobosan positif yang berhasil dibuat tim kerja. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan