Semakin mendekati hari H, pemilihan umum yang katanya pesta demokrasi makin terlihat seperti cita-cita di langit. Panasnya persaingan para calon presiden dan pasangannya, membuat perseteruan berlarut-larut antar pendukung yang terjadi di berbagai tempat dan media. Dugaan saya, tidak akan berhenti sampai pilpres ini usai. Bahkan bisa saja sakit hati para pendukung masing-masing calon itu terus terbawa seumur hidupnya. Perseteruan pun tak hanya melibatkan orang per orang atau organisasi masyarakat, tapi juga melibatkan para kepala daerah. Misalnya saja, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mempersoalkan Gubernur Jawa Tengah dan 31 bupati/walikotanya yang dianggap terang-terangan mendukung Jokowi-Maruf. BPN juga menilai para pemimpin daerah yang mendukung Prabowo-Sandi selalu dipermasalahkan Banwaslu, padahal pemimpin daerah pendukung Jokowi-Maruf tidak pernah dipersoalkan. Sebagai petahana, Jokowi-Maruf tentu akan mendapatkan banyak tuduhan seperti itu. Tapi untuk para pemimpin daerah, semuanya menjadi dilema. Sebagai kepala daerah yang menjadi bagian negeri ini, mereka memang harus mematuhi sang presiden. Di satu sisi mereka memang politisi yang tergabung dalam salah satu partai, tapi di sisi lainnya mereka dipilih langsung dan mendapatkan amanat untuk memimpin daerahnya.
Kusutnya negeri ini
Semakin mendekati hari H, pemilihan umum yang katanya pesta demokrasi makin terlihat seperti cita-cita di langit. Panasnya persaingan para calon presiden dan pasangannya, membuat perseteruan berlarut-larut antar pendukung yang terjadi di berbagai tempat dan media. Dugaan saya, tidak akan berhenti sampai pilpres ini usai. Bahkan bisa saja sakit hati para pendukung masing-masing calon itu terus terbawa seumur hidupnya. Perseteruan pun tak hanya melibatkan orang per orang atau organisasi masyarakat, tapi juga melibatkan para kepala daerah. Misalnya saja, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga mempersoalkan Gubernur Jawa Tengah dan 31 bupati/walikotanya yang dianggap terang-terangan mendukung Jokowi-Maruf. BPN juga menilai para pemimpin daerah yang mendukung Prabowo-Sandi selalu dipermasalahkan Banwaslu, padahal pemimpin daerah pendukung Jokowi-Maruf tidak pernah dipersoalkan. Sebagai petahana, Jokowi-Maruf tentu akan mendapatkan banyak tuduhan seperti itu. Tapi untuk para pemimpin daerah, semuanya menjadi dilema. Sebagai kepala daerah yang menjadi bagian negeri ini, mereka memang harus mematuhi sang presiden. Di satu sisi mereka memang politisi yang tergabung dalam salah satu partai, tapi di sisi lainnya mereka dipilih langsung dan mendapatkan amanat untuk memimpin daerahnya.