Laba AALI Melejit, Laba ASGR Melorot



JAKARTA. Dua emiten Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Astra Graphia Tbk (ASGR) merilis laporan keuangan tahun 2008, kemarin (25/2). Kinerja AALI ternyata masih lebih baik ketimbang saudaranya yang berbisnis teknologi itu.

Tahun lalu, AALI masih bisa membukukan kenaikan pendapatan cukup tinggi. Pendapatan AALI tahun lalu mencapai Rp 8,16 triliun naik 36,9% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,96 triliun. "Pendapatan naik karena tingginya harga crude palm oil (CPO) dunia, terutama selama sembilan bulan pertama tahun 2008," kata Hubungan Investor AALI Tjahyo Dwi Ariantono, kemarin (25/2).

Selain pendapatan, laba bersih AALI pun ikut menjulang. Tahun lalu, AALI meraup laba bersih konsolidasi Rp 2,63 triliun, lebih tinggi 33,5% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,97 triliun.


Sebetulnya, volume penjualan CPO AALI meningkat tak terlalu besar di tahun lalu. Emiten ini hanya mencatat kenaikan volume penjualan 13,1%, dari 857.824 ton menjadi 970.568 ton. Namun karena harga CPO melambung, pendapatan AALI juga melonjak.

Harga rata-rata penjualan CPO AALI sebesar Rp 7.134 per kilogram (kg). Ini naik 18,9% dari harga tahun 2007 sebesar Rp 6.002 per kg.

Walau kantong makin tebal, tapi kas internal AALI malah menurun, dari Rp 1,01 triliun menjadi Rp 867 miliar di 2008. "Dana kas kita berkurang karena memang untuk pembayaran dividen interim dan pajak," ujar Tjahyo.

Beda dengan AALI, nasib ASGR lebih apes. Dalam laporan keuangan yang diserahkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), tahun lalu ASGR memang masih membukukan laba bersih Rp 62,5 miliar. Tapi laba bersih itu turun 13,3% dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp 72,07 miliar.

Dari sisi pendapatan, tahun lalu ASGR masih mencatat kenaikan sampai 42% menjadi Rp 1,03 triliun. Tahun sebelumnya ASGR hanya mencatat pendapatan Rp 725,6 miliar.

Gara-gara beban pokok pendapatan ASGR membengkak, laba ASGR pun tergerus. Tahun 2008, beban pokok pendapatan ASGR mencapai Rp 701,3 miliar, naik 59,27% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 440,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie