JAKARTA. Secara umum industri asuransi berhasil mencatat kinerja apik di sepanjang tahun lalu. Namun, kinerja setiap perusahaan asuransi bisa saja berbeda. Lihat saja PT Adira Insurance dan PT Asuransi Parolamas.Tahun lalu, Adira Insurance berhasil mendongkrak laba hingga Rp 268,99 miliar atau tumbuh 30,77% dibandingkan tahun 2009 (lihat tabel). Sedangkan laba Parolamas malah turun 0,65% dari tahun 2009 menjadi Rp 10,69 miliar.Sebenarnya, penurunan laba bukan hanya terjadi pada Parolamas, tapi juga perusahaan asuransi lain.Penyebab penurunan bisa kita lihat dari data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang mencatat kenaikan rasio kombinasi klaim dan biaya terhadap pendapatan premi neto. Di asuransi jiwa, rasio kombinasi meningkat dari 72,56% menjadi 77,96%, sedangkan di asuransi umum dan reasuransi naik dari 81,88% menjadi 90,2%. Artinya, perusahaan asuransi harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk biaya klaim dan operasional usaha.Direktur Pelaksana Parolamas T. Yohas Raffli menceritakan, pendapatan premi di 2010 hanya tumbuh tipis, 4,76% ke Rp 123,75 miliar. Sementara, biaya klaim naik 30% menjadi Rp 57,51 miliar dan beban usaha meningkat 6,58% menjadi Rp 25,59 miliar.Hasil investasi yang anjlokturut memperkeruh situasi ini. Tahun lalu, hasil investasi Parolamas hanya Rp 1,96 miliar, sedangkan tahun 2009 Rp 2,35 miliar. "Hasil investasi tidak maksimal karena 80% dana tersimpan di deposito yang bunganya kecil," kata Yohas, Rabu (9/3). Efisiensi biayaBandingkan dengan Adira Insurance yang berhasil menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan premi. Meski klaim nasabah naik 22,47% menjadi Rp 359,66 miliar, beban usaha hanya naik tipis 3,88% menjadi Rp 154,8%.Tak heran bila rasio kombinasi Adira Insurance makin mengecil, dari 81% di 2009 menjadi 74% di tahun 2010. "Ini karena berhasil menjalankan intensifikasi dan ekstensifikasi distribusi pemasaran," ujar Presiden Direktur Adira Insurance Willy S. Dharma.Intensifikasi dengan memaksimalkan semua jalur distribusi. Sedang ekstensifikasi membuat channel distribusi baru. Salah satunya outbond call, yakni pemasaran melalui call center dengan menggunakan database yang dimiliki. "Kerjasama dengan perusahaan lain juga diperbanyak," tambah Willy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba Adira Insurance naik, Parolamas turun
JAKARTA. Secara umum industri asuransi berhasil mencatat kinerja apik di sepanjang tahun lalu. Namun, kinerja setiap perusahaan asuransi bisa saja berbeda. Lihat saja PT Adira Insurance dan PT Asuransi Parolamas.Tahun lalu, Adira Insurance berhasil mendongkrak laba hingga Rp 268,99 miliar atau tumbuh 30,77% dibandingkan tahun 2009 (lihat tabel). Sedangkan laba Parolamas malah turun 0,65% dari tahun 2009 menjadi Rp 10,69 miliar.Sebenarnya, penurunan laba bukan hanya terjadi pada Parolamas, tapi juga perusahaan asuransi lain.Penyebab penurunan bisa kita lihat dari data Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) yang mencatat kenaikan rasio kombinasi klaim dan biaya terhadap pendapatan premi neto. Di asuransi jiwa, rasio kombinasi meningkat dari 72,56% menjadi 77,96%, sedangkan di asuransi umum dan reasuransi naik dari 81,88% menjadi 90,2%. Artinya, perusahaan asuransi harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk biaya klaim dan operasional usaha.Direktur Pelaksana Parolamas T. Yohas Raffli menceritakan, pendapatan premi di 2010 hanya tumbuh tipis, 4,76% ke Rp 123,75 miliar. Sementara, biaya klaim naik 30% menjadi Rp 57,51 miliar dan beban usaha meningkat 6,58% menjadi Rp 25,59 miliar.Hasil investasi yang anjlokturut memperkeruh situasi ini. Tahun lalu, hasil investasi Parolamas hanya Rp 1,96 miliar, sedangkan tahun 2009 Rp 2,35 miliar. "Hasil investasi tidak maksimal karena 80% dana tersimpan di deposito yang bunganya kecil," kata Yohas, Rabu (9/3). Efisiensi biayaBandingkan dengan Adira Insurance yang berhasil menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan premi. Meski klaim nasabah naik 22,47% menjadi Rp 359,66 miliar, beban usaha hanya naik tipis 3,88% menjadi Rp 154,8%.Tak heran bila rasio kombinasi Adira Insurance makin mengecil, dari 81% di 2009 menjadi 74% di tahun 2010. "Ini karena berhasil menjalankan intensifikasi dan ekstensifikasi distribusi pemasaran," ujar Presiden Direktur Adira Insurance Willy S. Dharma.Intensifikasi dengan memaksimalkan semua jalur distribusi. Sedang ekstensifikasi membuat channel distribusi baru. Salah satunya outbond call, yakni pemasaran melalui call center dengan menggunakan database yang dimiliki. "Kerjasama dengan perusahaan lain juga diperbanyak," tambah Willy.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News