KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang paruh pertama tahun ini laba bersih PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA, anggota indeks
Kompas100) anjlok 65,14% menjadi Rp 390,77 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp Rp 1,12 triliun. Penurunan itu lantaran pendapatan perusahaan juga turun pada kuartal kedua 2019 menjadi Rp 9,71 triliun, nilai ini 13,38% lebih rendah ketimbang pendapatan pada kuartal kedua 2018 Rp 11,21 triliun.
Baca Juga: PGN dan Pemda jalin sinergi realisasikan pembangunan Jargas 2020 di 54 kab/kota Pendapatan dari segmen perdagangan dan distribusi BBM sebanyak Rp 6,80 triliun, kemudian dari perdagangan dan distribusi kimia dasar Rp 2,29 triliun, sehingga total pendapatan dari bisnis inti sebanyak Rp 9,1 triliun. Selanjutnya pendapatan dari bisnis logistik Rp 372 miliar, kawasan industri Rp 10 miliar dan lainnya Rp 226 miliar. Seiring menurunnya pendapatan, beban pokok pendapatan juga menyusut 14,62% jadi Rp 8,87 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 10,39 triliun. Alhasil AKRA menorehkan laba kotor pada kuartal kedua 2019 Rp 837,42 miliar atau hanya naik 1,71% dari laba kotor kuartal dua 2018 Rp 823,26 miliar. Akan tetapi, AKRA membukukan laba atas penjualan atas aset tetap Rp 1,38 miliar turun lebih dari 12 kali lipat dari kuartal 2 2018 Rp 16,98 miliar.
Baca Juga: Semburan minyak dan gas di laut berada di anjungan baru Blok ONWJ, ini kronologisnya Tak hanya itu, pendapatan usaha lainnya AKRA berkurang 34,26% jadi Rp 6,83 miliar padahal pada kuartal kedua tahun lalu pendapatan usaha lain sebanyak Rp 10,39 miliar. Dalam keterangan tertulisnya, Direktur Utama AKRA Haryanto Adikoesoemo menjelaskan menurunnya pendapatan pada semester pertama ini lantaran adanya penyusutan dari lini bisnis perdagangan dan distribusi. “Kinerja bisnis kami di semester pertama tahun ini menunjukkan ketahanan, dengan peningkatan margin yang didorong oleh segmen perdagangan dan distribusi. Lingkungan operasi bisnis BBM dan produk bahan kimia dasar terus menunjukkan perkembangan dengan adanya pertumbuhan pelanggan pertambangan, industri dan komersial,” katanya, Jumat (26/7).
Baca Juga: Harga minyak bergerak cenderung flat menjelang akhir pekan Ia melanjutkan setelah pemilihan umum, daya tarik pada kawasan industri semakin meningkat. Dengan adanya infrastruktur dan utilitas yang telah dikembangkan pada tahap 1 akan menarik investor baru ke kawasan industri mereka.
“BP-AKR telah memperluas operasi pompa bensin berlogo BP ke Surabaya selama semester pertama tahun ini setelah membuka stasiun pertama di area Jabodetabek tahun lalu,” ungkapnya. Selain itu, sambungnya, perluasan Jakarta Tank Terminal (JTT) juga ditargetkan selesai pada semester kedua tahun 2019 dengan penambahan sebesar 100.000 kl untuk menopang pertumbuhan pasar bensin di Indonesia.
Baca Juga: Cadangan batubara masih 41 miliar ton, ESDM: Bisa produksi sampai tahun 2100 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi