KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Amman Mineral Internasional Tbk (
AMMN) melesat dalam periode sembilan bulan 2024. Laba bersih AMMN terbang setinggi 1.044,26% secara tahunan (
year on year/yoy) menjadi US$ 717,11 juta hingga September 2024. Hanya sebagai gambaran saja, keuntungan AMMN itu setara dengan Rp 11,37 triliun jika dikonversi menggunakan kurs Jisdor Rp 15.864 per dolar Amerika Serikat pada Kamis (28/11). Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk AMMN masih di level US$ 62,67 juta.
Lonjakan
bottom line sejalan dengan lompatan
top line AMMN yang terdongkrak oleh kenaikan penjualan tembaga dan emas. Penjualan bersih AMMN melonjak 116,52% (yoy) dari US$ 1,15 miliar menjadi US$ 2,49 miliar. Nilai tersebut bersumber dari penjualan tembaga sebesar US$ 1,14 miliar dan penjualan emas senilai US$ 1,35 miliar. Masing-masing mencerminkan kenaikan 63,79% dan 198,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Penjualan Emas dan Tembaga Meroket, Laba Amman Mineral (AMMN) Melesat 1.044% Direktur Utama Amman Mineral Internasional Alexander Ramlie mengatakan AMMN secara konsisten mencapai berbagai rekor produktivitas dan produksi sejak mengambil alih operasi Batu Hijau pada November 2016. AMMN pun mencapai rekor produksi tertinggi untuk periode sembilan bulan 2024. Produksi konsentrat AMMN naik sekitar 85% (yoy) ke level 637.106 metrik ton kering. Sedangkan penjualan konsentrat tumbuh sekitar 69% (yoy) menjadi 537.823 metrik ton kering hingga kuartal III-2024. Pada periode yang sama, produksi tembaga AMMN tumbuh sekitar 68% (yoy) menjadi 335 juta pon. Sementara penjualan tembaga naik sekitar 55% (yoy) ke level 272 juta pon. Dari sisi harga, terjadi kenaikan 6% (yoy) menjadi US$ 4,20 per pon. Pada komoditas emas, produksi AMMN melonjak sekitar 173% (yoy) ke level 707.930 ons. Lonjakan juga terjadi pada volume penjualan emas yang naik 146% (yoy) menjadi 573.065 ons. Sedangkan harga bersih emas meningkat sekitar 21% (yoy) menjadi US$ 2.361 per ons. Lonjakan kinerja operasional AMMN didukung oleh produksi bijih berkadar tinggi dari penambangan Fase 7. "Seiring kemajuan proyek-proyek ekspansi, kami berkomitmen pada pendekatan yang hati-hati dan berfokus pada keselamatan untuk memastikan kelangsungan operasional dan keandalan jangka panjang dari semua fasilitas," ungkap Alexander dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/11). Alexander menyampaikan, komisioning smelter masih berlangsung dan AMMN merencanakan produksi katoda tembaga pertama pada kuartal pertama tahun 2025. AMMN pun memperbarui panduan produksi berdasarkan perubahan konfigurasi rencana tambang.
Rencana tersebut mempertimbangkan jadwal produksi smelter, transisi dari penambangan Fase 7 ke Fase 8, dan ekspansi pabrik konsentrator. "Kini beroperasi sebagai produsen tembaga yang terintegrasi, AMMN telah membangun landasan yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan," imbuh Alexander. Sejalan dengan berbagai proyek ekspansi, belanja modal (capex) AMMN pun mengalami kenaikan sekitar 52% hingga kuartal III-2024. Serapan capex AMMN sebesar US$ 1,39 miliar yang dialokasikan untuk sejumlah proyek ekspansi. Meliputi proyek smelter dan
precious metals refinery, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), fasilitas liquified natural gas (LNG), ekspansi pabrik konsentrator, infrastruktur pendukung, serta untuk sustaining capex. Dari sisi pergerakan saham, harga AMMN naik 1,65% ke level Rp 9.250 per saham pada perdagangan Kamis (28/11). Jika diukur dalam rentang tiga bulan terakhir, harga saham AMMN mengalami penurunan 14,15%. Dus, secara teknikal Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menilai saham AMMN masih layak koleksi dengan strategi buy on weakness. Cermati support di level Rp 9.000, resistance Rp 9.600, untuk target harga di Rp 9.775 - Rp 10.100.
Baca Juga: Direktur Utama Amman Mineral Alexander Ramlie Borong 1,41 Juta Saham AMMN Sedangkan Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo menyarankan
buy saham AMMN dengan memperhatikan support di Rp 9.000 dan resistance pada level Rp 9.775 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari