Laba Asahimas tergerus beban biaya



JAKARTA. Kegiatan produksi yang kurang maksimal membuat laba produsen kaca lembaran, PT Asahimas Flat Glass Tbk (AMFG), merosot di kuartal I-2013.

Di periode tersebut, Asahimas mencatatkan laba Rp 52,28 miliar, merosot 36,91% dibanding laba bersih di kuartal yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 82,86 miliar. Padahal, laba di kuartal I-2012 sempat tumbuh 3,1% dari laba bersih di kuartal I-2011 yang sebesar Rp 80,37 miliar.

Rusli Pranadi, Sekretaris Perusahaan Asahimas Flat Glass menjelaskan, penurunan produksi terjadi akibat ada perbaikan secara menyeluruh (overhaul) satu tungku dari empat tungku peleburan yang beroperasi di salah satu pabrik Asahimas di Sidoarjo, Jawa Timur. "Ini membuat kapasitas produksi tidak maksimal," jelasnya kepada KONTAN, Senin (6/5).


Untuk memperbaiki tungku peleburan ini, Asahimas membutuhkan waktu sekitar empat bulan. Adapun biaya perbaikan yang berasal dari kas Asahimas mencapai US$ 30 juta atau Rp 85 miliar.

Kemerosotan laba juga dipicu kenaikan beban usaha yang semakin berat tahun ini. Sebut saja, kenaikan biaya gas yang sejak September 2012 sudah naik 35%.

Belum lagi, kenaikan listrik per Januari 2013 sebesar 15% dan kenaikan upah minimum pekerja tahun ini antara 38%-40%. "Kondisi ini jelas berbeda dengan tahun lalu. Kami pun belum bisa memproyeksikan pendapatan di kuartal kedua nanti," tambahnya.

Tak sabar tunggu LCGC

Supaya margin tetap terjaga, Asahimas berencana mengerek harga jual produk kaca lembaran dan kaca otomotifNamun, Rusli belum dapat menyebutkan kapan harga jual dari produk Asahimas akan naik. "Rencananya, harga akan kami sesuaikan dengan kenaikan biaya produksi," timpalnya.

Padahal, pendapatan Asahimas di kuartal I-2013 mencatatkan kinerja yang membaik, yakni tumbuh 13,65% menjadi Rp 704,6 miliar dari kuartal I-2012 yang sebesar Rp 620 miliar. Menurut Rusli, kenaikan omzet Asahimas terdorong dari permintaan produk kaca lembaran dan otomotif yang masih positif.

Selain dari pasar konstruksi dan properti yang butuh kaca lembaran, serta dari pabrikan otomotif, perusahaan ini juga tengah menanti proyek mobil murah ramah lingkungan atau low cost green car (LCGC).

Itulah sebabnya, kapasitas produksi Asahimas yang bisa mencapai 1,3 juta unit per tahun baru terpakai 85% atau sekitar 1,1 juta unit. Sisanya, untuk mengantisipasi kehadiran proyek mobil murah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri