Laba Avrist Assurance Tumbuh 18,3% pada 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Avrist Assurance membukukan peningkatan kinerja positif di sepanjang tahun 2023. Salah satunya terlihat dari rasio pencapaian solvabilitas alias risk based capital (RBC) yang meningkat menjadi 612%.

Di sepanjang 2023 Avrist Assurance membukukan peningkatan laba bersih konsolidasian sebesar 18,3% menjadi Rp 144,5 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibandingkan Rp 122,2 miliar pada 2022. 

Kemudian, per Desember 2023 Avrist mencatat peningkatan RBC ke level 612,7% melengkapi kekuatan keuangan perusahaan. Tingginya rasio solvabilitas atau RBC ini, masih jauh di atas ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang sebesar 120%.


Baca Juga: Perkuat Pemasaran Asuransi Secara Digital, Avrist Jalin Kerjasama dengan Cermati

Di sisi operasional atawa operational expenditure (opex), perusahaan berhasil terjaga dengan baik, opex perusahaan turun dari Rp 241 miliar menjadi Rp 233 miliar atau turun 3,47%.

Kemudian, value of business (VoNB) perusahaan mengalami peningkatan signifikan menjadi Rp 158,98 miliar di sepanjang 2023 dari sebelumnya Rp 42,18 miliar di 2022. Angka tersebut alami peningkatan sebanyak 276,83%.

"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan sudah bergerak ke arah yang jauh lebih baik dan lebih sehat, dan bisnis yang dihasilkan bisa mengenerate value dan profit margin yang lebih baik," kata Direktur Keuangan Avrist Assurance Ian Ferdinan Natapradja dalam paparan kinerja 2023, Senin (6/5).

Baca Juga: Avrist Assurance Dorong Peningkatan Literasi Keuangan Bagi Komunitas Aplikasi Pocket

Adapun perolehan positif tersebut didorong dari strategi dan inovasi yang dilakukan Avrist dalam mengefisiensikan operasional bisnis perusahaan di asuransi jiwa dan kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi pensiun, hingga asuransi kumpulan, baik tradisional maupun syariah.

“Kami percaya dengan berakhirnya pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang membaik, maka ekonomi Indonesia akan memiliki masa depan yang cerah, didukung fundamental kuat dan pangsa pasar yang besar. Demikian juga populasi usia muda dan penetrasi asuransi jiwa yang masih rendah, tentunya menjadi peluang untuk meningkatkan kinerja perusahaan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli