KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sinarmas Sekuritas melaporkan riset PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), selaku bank digital yang melayani segmen ritel dan UMKM. Dalam risetnya, laba bersih bank Amar untuk keseluruhan tahun 2023 diproyeksikan mencapai Rp 111 miliar. Hal ini selaras dengan pertumbuhan laba yang juga terjadi di kuartal pertama tahun 2023, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34 miliar. Ke depan, laba bersih juga diperkirakan terus meningkat menjadi Rp 181 miliar pada tahun 2024 dan Rp 279 miliar pada tahun 2025. Hasil keuangan positif ini akan berdampak pada tingkat pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 5% pada tahun 2024 dan 7% ROE pada tahun 2025, menjadikan AMAR sebagai salah satu bank digital yang berhasil menghasilkan keuntungan.
Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank mengungkapkan, bahwa penetrasi perbankan di Indonesia masih rendah serta literasi keuangan yang terbatas, hal ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan dapat memberikan peluang bagi bank digital untuk berkembang.
Baca Juga: Generali Indonesia Gandeng Bank BJB Syariah Luncurkan Pro-Life Jariyah-100 "Kami tetap optimis bahwa Amar Bank akan terus melayani individu dan UMKM yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap layanan perbankan digital," ungkap Vishal seperti dikutip Kamis (27/7). Vishal menjelaskan bahwa, bank Amar saat ini telah memperkuat empat pilar strategi, meliputi Tunaiku yakni pinjaman digital untuk ritel dan bisnis mikro. Selain itu,
relationship banking untuk komersial dan korporasi. "Kami juga mengembangkan UMKM untuk usaha kecil, dan
embedded banking dan
finance yakni
plug and play banking untuk perusahaan teknologi berbasis aplikasi apapun," katanya. Menurut Sinarmas Sekuritas, tabungan AMAR juga diperkirakan akan mencapai tingkat pertumbuhan tahunan lebih dari 50%, berkontribusi pada peningkatan yang signifikan dalam CASA (
current account saving account). Tujuannya adalah meningkatkan proporsi CASA dari total simpanan nasabah dari 18% pada tahun 2022 menjadi lebih dari 25% pada tahun 2025. Pada kuartal pertama tahun 2023, tabungan pihak ketiga mencapai jumlah sebesar Rp 133 miliar, dengan tabungan rata-rata per nasabah mencapai Rp 1,3 juta di antara lebih dari 100 ribu pengguna pada aplikasi perbankan digital mereka. Memasuki 2023, deposito berjangka AMAR telah
rebound hingga melebihi Rp 1 triliun di kuartal pertama. Berdasarkan perkembangan ini, target pertumbuhan yang konservatif sebesar 25% telah ditetapkan untuk tiga tahun ke depan. Sinarmas Sekuritas memproyeksikan bahwa jumlah deposito berjangka akan melampaui Rp 1,5 triliun pada tahun 2025, dua kali lipat dari angka tahun 2022. Angka yang kuat ini memberikan landasan yang kokoh untuk pemberian pinjaman lebih lanjut melalui Tunaiku, aplikasi pinjaman digital unggulan AMAR. Selanjutnya, Sinarmas Sekuritas memprediksi penyaluran kredit akan semakin cepat, didukung oleh data kuartal pertama 2023 yang menunjukkan pertumbuhan 8%
year-on-year. Proyeksi tiga tahun Sinarmas Sekuritas untuk pertumbuhan pinjaman menetapkan target pertumbuhan tahunan sebesar 12%, didorong oleh 15% CAGR dalam pinjaman bagi UMKM dan korporasi.
Baca Juga: BTN Syariah Dukung Pembiayaan Rumah Bagi Warga Muhammadiyah Sejak tahun 2018, AMAR telah menjaga tingkat pengembalian pinjaman sekitar 30%, yang dianggap Sinarmas Sekuritas sebagai keuntungan signifikan bagi bank digital. Pada tahun 2023, Sinarmas Sekuritas memperkirakan
Net Interest Margin (NIM) tetap tinggi mendekati 15%. Selain itu, Pendapatan Bunga Bersih (NII) diproyeksikan akan tumbuh dengan 11% CAGR dari tahun 2023 hingga 2025, terutama didorong oleh 9% CAGR dalam pendapatan bunga selama periode yang sama. Sebagai bank digital, AMAR juga disebut telah memanfaatkan pendapatan berbasis biaya yang signifikan, mencapai pertumbuhan tahunan gabungan yang mengesankan sebesar 40% dari tahun 2019 hingga 2022. Bank memperkirakan pertumbuhan dua digit yang berkelanjutan selama tiga tahun ke depan. Menurut model keuangan Sinarmas Sekuritas, pendapatan dari biaya dan pendapatan lainnya diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 17,5% dari tahun 2023 hingga 2025.
Bank Amar berkomitmen untuk membangun bank digital berbasis teknologi yang melayani target pasarnya melalui kolaborasi
embedded banking dan
financing. Hal ini dicapai melalui kerja sama dengan platform ekosistem digital untuk menyediakan beragam layanan perbankan yang mudah diakses. "AMAR menawarkan solusi
plug-and-play embedded banking dan
financing untuk pemain non-bank, sehingga mereka dapat memberikan layanan perbankan dalam aplikasi mereka sendiri tanpa memerlukan lisensi perbankan. Secara keseluruhan, AMAR mengadopsi teknologi dan kolaborasi untuk memberikan solusi keuangan yang mutakhir," jelas Vishal. Menurut laporan riset oleh Sinarmas Sekuritas, prospek bisnis yang menguntungkan dari Amar Bank dapat menyebabkan kenaikan harga saham dan berpotensi terjadinya perubahan pada rasio P/B (
Price-to-Book) dari 1x menjadi 1,7x dalam rata-rata 3 tahun. Dengan perubahan ini, target harga dalam 12 bulan diperkirakan mencapai Rp 410. Artinya, terdapat potensi kenaikan sebesar 45%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi