JAKARTA. Laporan keuangan kuartal I-2014 perbankan mulai bermunculan. Tidak hanya bank-bank lokal yang membukukan untung, bank yang berinduk ke Singapura, PT Bank DBS Indonesia juga membukukan laba bersih sebesar Rp 219,94 miliar di akhir Maret 2014. Pertumbuhan laba Bank DBS mencapai 36% dibandingkan pencapaian sebesar Rp 160,06 miliar per Maret 2013. Mengutip laporan publikasi keuangan per kuartal I-2014, laba bank berasal dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 527,28 miliar atau tumbuh 44%. Adapun pendapatan bunga bersih terdiri dari pendapatan bunga sebesar Rp 926,84 miliar, kemudian beban bunga sebesar Rp 399,56 miliar.Sedangkan, pos operasional selain bunga bersih mengalami beban sebesar Rp 323,32 miliar, karena mengalami kenaikan pada beban operasional seperti kerugian transaksi spot dan derivatif sebesar Rp 135,76 miliar, serta kenaikan beban komisi dan provisi menjadi Rp 34,13 miliar, dan kenaikan beban tenaga kerja menjadi Rp 143,78 miliar, dan kenaikan beban promosi menjadi Rp 18,66 miliar.
Laba Bank DBS Indonesia lompat 36% di kuartal I
JAKARTA. Laporan keuangan kuartal I-2014 perbankan mulai bermunculan. Tidak hanya bank-bank lokal yang membukukan untung, bank yang berinduk ke Singapura, PT Bank DBS Indonesia juga membukukan laba bersih sebesar Rp 219,94 miliar di akhir Maret 2014. Pertumbuhan laba Bank DBS mencapai 36% dibandingkan pencapaian sebesar Rp 160,06 miliar per Maret 2013. Mengutip laporan publikasi keuangan per kuartal I-2014, laba bank berasal dari pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) sebesar Rp 527,28 miliar atau tumbuh 44%. Adapun pendapatan bunga bersih terdiri dari pendapatan bunga sebesar Rp 926,84 miliar, kemudian beban bunga sebesar Rp 399,56 miliar.Sedangkan, pos operasional selain bunga bersih mengalami beban sebesar Rp 323,32 miliar, karena mengalami kenaikan pada beban operasional seperti kerugian transaksi spot dan derivatif sebesar Rp 135,76 miliar, serta kenaikan beban komisi dan provisi menjadi Rp 34,13 miliar, dan kenaikan beban tenaga kerja menjadi Rp 143,78 miliar, dan kenaikan beban promosi menjadi Rp 18,66 miliar.