Laba bank di semester II tersandera likuiditas



JAKARTA. Perlambatan ekonomi diperkirakan masih akan berlanjut pada semester II-2014. Hal itu dapat membatasi penyaluran kredit perbankan. Alhasil pendapatan laba bank pun akan kian terbatas. Perlambatan laba perbankan ini pun sudah terlihat pada semester I.  Berdasarkan catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga Juni 2014, laba perbankan hanya tumbuh 14,3%  year on year. Kecilnya pertumbuhan kenaikan laba tersebut, dikarenakan kenaikan beban lebih tinggi dibandingkan pendapatan. Kenaikan beban bunga year on year yang berakhir Juni 2014, naik hingga 37,78% menjadi Rp 136,05 triliun.

Tingginya kenaikan beban bunga tersebut dikarenakan perbankan gencar menaikkan bunga deposito. Begitu pun dengan beban operasional yang naik 11,29% menjadi Rp 138,92 triliun.

Taswin Zakaria, Presiden Direktur Bank International Indonesia (BII) memprediksi bahwa pertumbuhan laba di semester II tidak akan jauh berbeda dengan semester I. Kecuali, kata dia, kondisi likuiditas perbankan sudah kembali melonggar, maka beban bunga deposito bisa diturunkan sehingga beban bunga pun menjadi turun.


Selain itu, dengan likuiditas yang mencair, membuat perbankan bisa kembali menyalurkan kredit dan meraih pundi-pundi laba.

Namun di internal BII sendiri, Tawsin  mengatakan pertumbuhan laba BII di akhir tahun nanti tidak akan sekencang tahun lalu. “Karena komposisi provisi sedikit lebih tinggi dan abnormal dari portofolio yang memang saat ini perusahaan sedang restruktur. Tapi kalau bicara ke depan, tentu BII masih optimis,” kata Tawsin, Selasa (26/8).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan