Laba Bank Dinar tertekan persaingan bunga kredit



JAKARTA. PT Bank Dinar Indonesia Tbk (DNAR) mencatat total aset sekitar Rp 2,31 triliun pada tahun 2016. Jumlah ini meningkat Rp 237,56 miliar atau 11,46% dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar Rp 2,07 triliun pada akhir tahun 2015.

"Pencapaian total aset bank dinar pada 2016 melampaui target yang ditetapkan pada awal tahun sebesar Rp 2,12 triliun atau meningkat sebesar 109,28%. Hal ini ditopang antara lain oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1,62 triliun, meningkat sebesar Rp 144,2 miliar dari 2016," ujar Hendra Lie, Direktur Utama Bank Dinar dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST), Jakarta, Senin (10/4).

Peningkatan DPK atau dana simpanan masyarakat sebesar 9,80% menjadi Rp 1,61 triliun pada akhir tahun 2016 ini melampaui rata-rata perbankan 9,6%. Peningkatan tertinggi secara persentase terjadi pada giro sebesar 40,99% dan deposito sebesar Rp 177,81 miliar secara nominal.


Penyaluran kredit juga tumbuh 17,2% pada 2016 menjadi Rp 1,33 triliun .

"Pertumbuhan DPK dipicu meningkatnya dana nasabah baru serta dana repatriasi tax amnesty pada akhir 2016. Di samping itu Bank Dinar mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibanding tingkat pertumbuhan pos-pos tertentu perbankan secara nasional," katanya.

Meski begitu, laba bersih Bank Dinar turun 6,68% per akhir tahun lalu menjadi Rp 13,08 triliun. Hendra menyebut, penurunan laba di tahun 2016 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit nasional serta imbas dari banyaknya bank besar yang memberikan plafon kredit dalam jumlah besar dengan bunga rendah.

"Laba menurun di 2016 karena bank BUKU III dan IV selalu menggoyang nasabah di BUKU I dengan plafon kredit tinggi atau bunga yang rendah, ini juga menggoyang kinerja di Bank Dinar khususnya dari segi laba," jelasnya.

Bank-bank BUKU III memiliki modal lebih dari Rp 5 triliun - Rp 30 triliun. Sedangkan bank BUKU IV bermodal lebih dari Rp 30 triliun.

Hendra menambahkan, hingga akhir 2017 Bank Dinar akan fokus mengoptimalkan dana yang sudah ada untuk mencapai pertumbuhan kredit sebesar 16% dan DPK naik 15%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia