JAKARTA. Para bankir harus bekerja ekstra agar bisa membukukan laba cemerlang. Kekeringan likuiditas dan pelambatan kredit masih menghantui kinerja perbankan hingga akhir tahun nanti. Kondisi pengetatan likuiditas dipastikan berlanjut. Perang bunga pun masih masih harus dihadapi demi menjaring nasabah dan menjaga likuiditas. Ujungya, biaya dana atau cost of fund perbankan meningkat. Dody Arifianto, Ekonom Divisi Manajemen Risiko Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memproyeksi, laba perbankan hanya mampu tumbuh sebesar 10% pada tahun ini. Penyebabnya adalah bank harus mengeluarkan beban tambahan untuk kenaikan bunga. Kajian LPS, cost of fund naik 100 bps atau 1%. Sementara, rata-rata pertumbuhan kredit antara 15%-17%. "Laba bank akan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba tahun 2013," kata Dody, pekan lalu. Pengempisan laba terlihat dari data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir Maret 2014, laba perbankan tumbuh 12% menjadi Rp 28,42 triliun ketimbang posisi sebelumnya Rp 25,13 triliun di Maret 2013 (lihat tabel).
Laba bank hanya mampu tumbuh 10%
JAKARTA. Para bankir harus bekerja ekstra agar bisa membukukan laba cemerlang. Kekeringan likuiditas dan pelambatan kredit masih menghantui kinerja perbankan hingga akhir tahun nanti. Kondisi pengetatan likuiditas dipastikan berlanjut. Perang bunga pun masih masih harus dihadapi demi menjaring nasabah dan menjaga likuiditas. Ujungya, biaya dana atau cost of fund perbankan meningkat. Dody Arifianto, Ekonom Divisi Manajemen Risiko Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), memproyeksi, laba perbankan hanya mampu tumbuh sebesar 10% pada tahun ini. Penyebabnya adalah bank harus mengeluarkan beban tambahan untuk kenaikan bunga. Kajian LPS, cost of fund naik 100 bps atau 1%. Sementara, rata-rata pertumbuhan kredit antara 15%-17%. "Laba bank akan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba tahun 2013," kata Dody, pekan lalu. Pengempisan laba terlihat dari data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hingga akhir Maret 2014, laba perbankan tumbuh 12% menjadi Rp 28,42 triliun ketimbang posisi sebelumnya Rp 25,13 triliun di Maret 2013 (lihat tabel).