JAKARTA. Kinerja sejumlah bank cukup moncer sepanjang tahun 2014. Contoh, Bank Jatim dan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah yang mencatatkan pertumbuhan dua digit dari sisi aset, laba maupun penyaluran kredit. Merujuk pada data yang belum diaudit, total aset Bank Jatim tumbuh 15,11% menjadi Rp 38,04 triliun di 2014 ketimbang tahun sebelumnya. Sementara penyaluran kreditnya tumbuh 18,61% menjadi Rp 26,19 triliun pada 2014. Kredit Bank Jatim paling banyak disalurkan untuk pembiayaan konsumsi yakni sebanyak Rp 16,71 triliun. Sisanya mengalir ke kredit komersial dan usaha kecil menengah (UKM) yang masing-masing nilainya Rp 5,18 triliun dan Rp 4,3 triliun.
Pertumbuhan kredit mengerek pendapatan bunga Bank Jatim sebesar 18,33% dari Rp 2,46 triliun menjadi Rp 2,91 triliun. Alhasil, laba bersih Bank Jatim di 2014 pun ikut terdongkrak 16,23% menjadi Rp 958,14 miliar. "Non performing loan (NPL) kami turun menjadi 3,06% dari posisi akhir Desember 2013 yang sebesar 3,44%," ujar Ferdian Satyagraha, Manajer Hubungan Investor Bank Jatim. Setali tiga uang, kinerja BNI Syariah juga meningkat di tahun lalu. Bank syariah ini mampu mencetak laba sebesar Rp 163,25 miliar di 2014. Laba ini lebih tinggi 38,98% jika dibandingkan dengan laba BNI Syariah pada tahun 2013 yang sebesar Rp 117,46 miliar. Dinno Indiano, Direktur Utama BNI Syariah, mengatakan, kinerja banknya sudah sesuai target, kendati di tahun lalu kondisi ekonomi Indonesia kurang bersahabat. "Alhamdulillah, selama 2014 beberapa indikator berjalan sesuai rencana," ujar dia. Kenaikan laba BNI Syariah ditopang oleh pendapatan operasional dari penyaluran pembiayaan. Pada periode Januari hingga Desember 2014, penyaluran pembiayaan BNI Syariah tumbuh 33,79% menjadi Rp 15 triliun ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya. Pembiayaan BNI Syariah didominasi kredit konsumsi sebesar 52,06%. Adapun kredit di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 21,61%. BNI Syariah juga menyalurkan pembiayaan untuk segmen komersial sebesar 16,15% dan mikro sebesar 6,96% dari total pembiayaan.
Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan, perbankan Indonesia masih mengandalkan kredit untuk mengeruk laba. Makanya pendapatan laba bank akan mengikuti ekspansi kredit. Jika ekspansi kredit melambat, maka pendapatan laba bank akan tergerus. Begitu pula sebaliknya. Secara umum, bank-bank mencatat perlambatan pendapatan laba tahun lalu. Sebab, pertumbuhan kredit di sepanjang 2014 hanya 11%-12%. Ini lebih rendah dari target Bank Indonesia, yakni 15%-17%. Halim meyakini, pendapatan laba bank pada tahun ini akan lebih ciamik dibanding dengan tahun lalu. Tapi dengan syarat, pertumbuhan kredit bisa sesuai target, yakni sebesar 14%-17%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Hendra Gunawan