Laba Bank Mandiri tumbuh 49,5%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bank milik pemerintah cukup mentereng di tahun lalu. Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) melaporkan pertumbuhan laba bersih dua digit di tahun lalu.

Terbaru, PT Bank Mandiri Tbk juga membukukan pertumbuhan laba bersih di 2017. Bank Mandiri mencatatkan laba bersih sebanyak Rp 20,6 triliun atau naik 49,5% dari tahun 2016. Catatan saja, pada tahun 2016 silam, laba Bank Mandiri menurun 32,1% menjadi Rp 13,8 triliun.

Perbaikan kinerja tersebut seiring upaya bank ini memperbaiki kualitas aset produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi. Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pertumbuhan kredit Bank mandiri hingga akhir 2017 lalu mencapai 10,2% menjadi Rp 729,5 triliun.


Dari total kredit tersebut, kontribusi pembiayaan produktif mencapai 74,7% dari total portofolio Bank Mandiri, atau setara Rp 544,6 triliun. Adapun, total realisasi kredit produktif Bank Mandiri meningkat 7,2%.

Kata Kartika, penyaluran kredit modal kerja juga naik 4% menjadi Rp 335,9 triliun dan kredit investasi tumbuh 12,9% menjadi Rp 208,7 triliun. "Kami optimistis tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,2%, sehingga dapat memacu kredit tumbuh sebesar 11% sampai 12%," ujar Tiko, sapaan akrab Kartika dalam paparan kinerja Bank Mandiri, Selasa (6/2).

Lebih rinci, kredit mikro tumbuh paling tinggi mencapai 22,2% menjadi Rp 61,6 triliun. Menyusul kredit korporasi yang mendominasi kredit mencapai Rp 264,2 triliun atau naik 14,7%.

Kredit korporasi ini paling banyak mengalir ke di sektor infrastruktur. Disektor ini  Bank Mandiri menyalurkan kredit senilai Rp 141 triliun atau 58,7% dari total komitmen yang telah diberikan sebesar Rp 240,1 triliun,

Kendati kredit Bank Mandiri tumbuh tinggi, namun pendapatan bunga hanya naik tipis 3,6% menjadi Rp 79,5 triliun di tahun lalu. Rendahnya pendapatan bunga ini karena penurunan margin bunga bersih atau net interest income (NIM) sebanyak 57 basis poin menjadi 5,87%.

Tiko menambahkan, pertumbuhan laba salah satunya juga didorong dari penurunan biaya pencadangan (provisi), yang menyusut menjadi Rp 16 triliun. Tahun 2016, provisi Bank Mandiri tercatat Rp 24,6 triliun. “Laba kami tumbuh besar salah satunya didorong dari biaya pencadangan di tahun 2017 yang turun cukup besar,” kata Tiko.

Selain korporasi, tahun ini Bank Mandiri juga akan menggenjot kredit ritel. Tardi, Direktur Ritel Bank Mandiri mengatakan, kredit ritel Bank Mandiri punya potensi besar. "Terutama dari kredit pemilikan rumah (KPR) yang tahun lalu tumbuh 10%," ujarnya.

Pada tahun ini, Bank Mandiri akan lebih memfokuskan pada pertumbuhan KPR dan kredit payroll. Sebab, selama ini Bank Mandiri telah memiliki 4 juta nasabah payroll. Namun dari jumlah itu, baru 1 juta nasabah yang tercatat menggunakan layanan kredit Bank Mandiri, sehingga potensi nya masih besar dari kredit payroll ini.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat