Laba Bank Mega dan Bank CIMB Niaga Tergerus



JAKARTA. Di saat industri keuangan global kembang kempis, bank-bank lokal pun kesulitan mencetak laba. Dua bank publik, PT Bank Mega Tbk. dan PT Bank CIMB Niaga Tbk. kemarin mengumumkan penurunan laba bersih.

Laba bersih Bank Mega per kuartal ketiga 2008 sebesar Rp 397,07 miliar, turun 3% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 409,38 miliar. Sedangkan Bank CIMB Niaga membukukan laba bersih sebesar Rp 533 miliar atau turun tipis 0,06% dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp 590,33 miliar.

Biarpun begitu, kredit Bank Mega tumbuh 51,93% dari Rp 12,728 triliun menjadi Rp 19,338 triliun. Sedangkan kredit Bank CIMB Niaga naik 31,1% menjadi Rp 47,9 triliun September 2007.


Untunglah mereka bisa mempertahankan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di atas ketentuan Bank Indonesia (BI) sebesar 8%. CAR Bank Mega, Bank CIMB Niaga masing-masing 16,2% dan 14,3%.

Direktur Keuangan, Perencanaan dan Manajemen Risiko Bank CIMB Niaga Tay Un Soo menilai, kinerja banknya masih baik meskipun mengalami penurunan laba. "Dalam kondisi pasar keuangan global yang sulit sekarang ini, CIMB Niaga tidak memiliki eksposure pada aset-aset yang bermasalah seperti kredit subprime mortgage," ungkap Tay, kemarin.

Sementara Direktur Utama Bank Mega Yungky Setiawan mengaku keuntungan menurun karena Bank Mega getol melakukan ekspansi pasar. "Kami membuka banyak kantor cabang," tutur Yungky kemarin.

Sepanjang Januari-September 2008 Bank Mega sudah membuka 25 kantor cabang baru di seluruh Indonesia. Ekspansi bisnis yang agresif tersebut membuat laba Bank Mega tergerus.

Yungky menambahkan, tahun ini Bank Mega sedang membangun sekitar 25 sampai 30 kantor cabang baru. Dia memperkirakan pada kuartal pertama tahun depan, pembangunan kantor cabang tersebut sudah selesai dan dapat dipergunakan untuk operasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie