JAKARTA. Sejak diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada November 2008, kinerja Bank Mutiara banyak ditopang oleh penyelesaian aset-aset bermasalah. Selama periode tersebut, semakin besar aset busuk yang berhasil dicairkan (recovery), hingga signifikan pengaruhnya ke pendapatan. Tak heran, bank ini pernah mencetak pertumbuhan laba fantastis, meski dari sisi bisnis terlihat biasa-biasa saja. Era ketergantungan itu kini sudah berlalu lantaran aset bermasalah yang bisa dijual juga sudah berkurang. Tahun keempat di bawah LPS, kinerja eks Bank Century ini semakin mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Maksudnya, perolehan laba benar-benar bertumpu dari kegiatan bank, seperti menyalurkan dan menghimpun dana serta fee based income. Kontribusi penjualan aset bermasalah terhadap laba semakin mengecil. Tengok saja laba per Desember 2012. Bank yang baru saja ditinggalkan direktur utamanya itu hanya membukukan kenaikan laba bersih sebesar 4,8% menjadi Rp 273 miliar. Sebagai pembanding, pada 2011 bank ini mencetak pertumbuhan laba 49%.
Laba Bank Mutiara tumbuh 4,8%
JAKARTA. Sejak diambil alih Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada November 2008, kinerja Bank Mutiara banyak ditopang oleh penyelesaian aset-aset bermasalah. Selama periode tersebut, semakin besar aset busuk yang berhasil dicairkan (recovery), hingga signifikan pengaruhnya ke pendapatan. Tak heran, bank ini pernah mencetak pertumbuhan laba fantastis, meski dari sisi bisnis terlihat biasa-biasa saja. Era ketergantungan itu kini sudah berlalu lantaran aset bermasalah yang bisa dijual juga sudah berkurang. Tahun keempat di bawah LPS, kinerja eks Bank Century ini semakin mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Maksudnya, perolehan laba benar-benar bertumpu dari kegiatan bank, seperti menyalurkan dan menghimpun dana serta fee based income. Kontribusi penjualan aset bermasalah terhadap laba semakin mengecil. Tengok saja laba per Desember 2012. Bank yang baru saja ditinggalkan direktur utamanya itu hanya membukukan kenaikan laba bersih sebesar 4,8% menjadi Rp 273 miliar. Sebagai pembanding, pada 2011 bank ini mencetak pertumbuhan laba 49%.