JAKARTA. Perbankan syariah ketar-ketir menghadapi pengujung tahun. Pasalnya, tren perebutan dana masih berlangsung. Imbasnya, demi mengamankan likuiditas, bank syariah harus mengeluarkan kocek lebih besar untuk pos beban bunga. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi, kondisi pengetatan likuiditas bakal mengempiskan pundi-pundi laba perbankan syariah hingga akhir tahun 2014. Edy Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, mengatakan, perbankan syariah masih memperlambat laju penyaluran pembiayaan pada semester II−2014. Perbankan syariah juga masih dibayangi kenaikan pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF). "Sebagian bank syariah mengalami penyempitan margin," ujar Edy, akhir pekan lalu. Mengutip Statistik Perbankan Indonesia (SPI), laba bank bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS) tercatat menurun 46,04% dibandingkan dengan posisi Rp 1,92 triliun per Juni 2013, menjadi Rp 1,03 triliun.
Penurunan laba ini bersumber dari penurunan total pendapatan sebesar 8,63% menjadi Rp 10,58 triliun per Juni 2014, dibandingkan dengan posisi Rp 11,58 triliun di tahun lalu. Pada periode sama, laba BUS pun menurun 30,92% menjadi Rp 1,94 triliun, dibandingkan dengan posisi Rp 2,54 triliun per Juni 2013.