Laba Barito Pacific semester satu naik 6x lipat, ini rekomendasi saham BRPT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak rekomendasi saham BRPT agar bisa meraih cuan maksimal. Apakah saham BRTP masih layak dibeli atau ditambah setelah PT Barito Pacific Tbk (BRPT) berhasil mencatatkan kinerja oke sepanjang semester I 2021.

Emiten berkode saham BRPT ini membukukan pendapatan US$ 1,56 miliar pada semester I-2021. Perolehan ini meningkat 41% dibanding pendapatan periode sama tahun 2020 yang sebesar US$ 1,1 miliar. 

Dari segi bottom line, emiten berkode saham BRPT juga menorehkan kinerja yang ciamik. Total laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I-2021 mencapai US$ 95,49 juta. Jumlah tersebut meningkat tajam mengingat periode yang sama tahun lalu masih merugi US$ 14,53 juta. 


Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy mengatakan, perolehan tersebut sudah inline dengan proyeksinya. Adapun, pendapatan dan laba bersih emiten berkode saham BRPT masing-masing sudah memenuhi 53% dari 60% dari proyeksi Henan Putihrai Sekuritas. 

Kenaikan ini tidak terlepas dari realisasi harga jual rata-rata semua produk memang lebih tinggi, yakni US$ 1.146/T pada semester I-2021 dibanding US$ 775/T pada semester I-2020. Sementara volume penjualan tetap stabil dengan produksi terjual penuh pada 1.101 KT sepanjang Januari-Juni 2021.

Baca Juga: Inilah saham baru yang dikoleksi Yusuf Mansur, prospeknya dinilai cerah

“Memasuki paruh kedua tahun ini, kinerja BRPT masih akan positif, terutama didorong oleh  pemulihan harga minyak yang berpotensi mengungkit harga jual produk-produk petrokimia nantinya,” kata Robertus kepada Kontan.co.id, Selasa (24/8).

Apalagi, Robertus melihat ekspansi kapasitas pembangkit listrik geothermal Star Energy (anak usaha BRPT) yang masih terus berjalan ke depan. Saat ini, Star Energy sudah memiliki kapasitas terpasang 875MW di tiga aset operasi. Rencananya, Star Energy akan terus meningkatkan kapasitasnya hingga menjadi 1200MW pada 2028 mendatang. 

Selain ekspansi lewat Star Energy, anak usaha BRPT lainnya, yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga akan membangun pabrik baru berupa kompleks petrokimia terintegrasi oleh CAP-2. Dalam ekspansi ini, TPIA akan mengadakan rights issue jumbo senilai Rp 15,49 triliun. 

Namun, BRPT memutuskan untuk tidak ambil hak atas rights issue tersebut. Alhasil kepemilikan BRPT terhadap TPIA akan turun dari 41,88% menjadi 34,54%. Walau begitu, Robertus tak melihat adanya efek negatif yang akan dialami oleh BRPT akibat terdilusinya kepemilikan perseroan terhadap TPIA.

Baca Juga: Intip rekomendasi saham Bank BNI dari Panin Sekuritas

“Karena pada saat beroperasi nantinya, pabrik CAP-2 berpotensi meningkatkan jumlah pendapatan dan laba bersih TPIA dengan signifikan. Hal ini pada akhirnya juga akan berdampak positif bagi BRPT selaku pemegang sahamnya,” imbuh Robertus.

Pada tahun ini, Robertus memproyeksikan emiten berkode saham BRPT akan membukukan pendapatan sebesar US$ 2,94 miliar dengan laba bersih US$ 159 juta.

Ia pun memberikan rekomendasi untuk hold saham BRPT dengan target harga di Rp 1.080 per saham.

Itulah rekomendasi saham BRPT. Ingat, disclaimer on, segala risiko investasi atas rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri. Semoga cuan.

 

Selanjutnya: Bursa Rabu (25/8) segera dibuka, simak rekomendasi 3 saham agar meraih cuan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto