JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak muluk-muluk membidik pertumbuhan laba bersih di tahun ini. Pasalnya, perusahaan lebih realistis menghadapi pertumbuhan bisnis perbankan di tengah perlambatan ekonomi, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan desakan penurunan bunga kredit. “Laba bersih tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun 2015. Tapi, secara pertumbuhan tidak akan berbeda jauh,” jelas Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Rabu (3/3). Sayang, ia enggan menyampaikan target pertumbuhan laba pada tahun ini, karena laba sangat tergantung pada pertumbuhan kredit dan biaya operasional. Sekadar gambaran, BCA membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 18,01 triliun per Desember 2015, tumbuh 9,3% dibandingkan posisi Rp 16,48 triliun per Desember 2014. Laba bersih tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih senilai Rp 35,89 triliun dan pendapatan non bunga senilai Rp 11,98 triliun.
Laba BCA diproyeksi stabil pada 2016
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak muluk-muluk membidik pertumbuhan laba bersih di tahun ini. Pasalnya, perusahaan lebih realistis menghadapi pertumbuhan bisnis perbankan di tengah perlambatan ekonomi, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), dan desakan penurunan bunga kredit. “Laba bersih tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun 2015. Tapi, secara pertumbuhan tidak akan berbeda jauh,” jelas Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, Rabu (3/3). Sayang, ia enggan menyampaikan target pertumbuhan laba pada tahun ini, karena laba sangat tergantung pada pertumbuhan kredit dan biaya operasional. Sekadar gambaran, BCA membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp 18,01 triliun per Desember 2015, tumbuh 9,3% dibandingkan posisi Rp 16,48 triliun per Desember 2014. Laba bersih tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih senilai Rp 35,89 triliun dan pendapatan non bunga senilai Rp 11,98 triliun.