KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat kenaikan laba bersih konsolidasian sebesar 12,8% secara tahunan (YoY) per kuartal III 2024. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, Rabu (23/1), hingga September 2024, BCA telah membukukan laba bersih senilai Rp 41,1 triliun. Sebagai perbandingan, pada periode sama tahun lalu, laba BCA tercatat senilai Rp 36,4 triliun. Salah satu penopang pertumbuhan laba BCA tersebut adalah adanya kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 9,5% mencapai Rp 61,1 triliun. Pertumbuhan pendapatan bunga bersih tersebut terjadi kala industri sedang dibayangi beban bunga yang tinggi.
Tak hanya itu, pendapatan non bunga BCA juga bertumbuh. Per September 2024, pendapatan non bunga BCA naik 13,5% YoY menjadi Rp 19 triliun Di sisi lain, bank swasta terbesar di tanah air ini juga mencatat kenaikan biaya pencadangan saat beberapa bank besar lainnya juga menaikkan pos tersebut. Biaya pencadangan BCA naik secara tahunan dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,4 triliun.
Baca Juga: Kredit Menganggur Perbankan Kian Menumpuk, Ini Penyebabnya Hal tersebut diikuti kualitas kredit yang stabil dengan non performing loan (NPL) gross berada di level 2,1%. NPL Coverage dari BCA tercatat cukup memadai dengan mencapai 193,9% dari periode sama tahun lalu di level 226,5% Dari sisi fungsi intermediasi sendiri, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit 14,5% YoY menjadi Rp 877 triliun per September 2024. Pertumbuhan tersebut jauh di atas industri yang pada periode sama hanya tumbuh sekitar 10% YoY.
Untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), BCA mencatatkan kenaikan 3,4% YoY menjadi Rp 1.125 triliun. Adapun, komposisi dana murah yang terdiri dari giro dan tabungan mendominasi sekitar Rp 915 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat