Laba berpotensi tertahan, simak rekomendasi saham BTPN Syariah (BTPS)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan kenaikan non performing financing (NPF) akibat pandemi Covid-19 masih akan menyelimuti kinerja PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) hingga akhir tahun. Namun, BTPS mampu menjaga stabilitas kinerja. 

Berdasarkan laporan keuangan hingga semester pertama 2021, laba bersih setelah pajak BTPS tumbuh 89% secara year on year (yoy) menjadi Rp 770 miliar. Sementara, biaya dalam menyalurkan kredit atawa cost of credit menurun ke 3,5% dari 4,6% di kuartal pertama 2021 dan 6% di kuartal kedua 2020. 

Sementara pre-provision operating profit (PPOP) naik 118,4% yoy ke Rp 653 miliar. Andrey Wijaya Analis RHB Sekuritas mengatakan, PPOP naik karena peningkatan pendapatan pengelolaan dana dan rendahnya cost of credit


Baca Juga: Belanja masyarakat kelas menengah atas pulih, ini saham rekomendasi analis

Andrey mengatakan, BTPS akan fokus meningkatkan pendapatan yang berasal dari nasabah yang sudah ada. BTPS juga akan menurunkan biaya operasional dengan membatasi jumlah karyawan dan menggeser pekerjaan administratif ke platform digital. Selain itu, transaksi digital juga BTPS akan tingkatkan dengan mengenalkan platform digital pada basis pelanggannya yang mencapai 6 juta nasabah. 

Erni Marsella Siahaan Analis Ciptadana Sekuirtas Asia juga melihat digitalisasi nasabah BTPS akan memberi dampak positif bagi kinerja BTPS. "BTPS terus mengoptimalkan agennya untuk menembus ke pelanggan ultramikro," kata Erni dalam riset. Agen tersebut sebagian besar memiliki literasi digital yang baik sehingga dapat membantu nasabah dalam bertransaksi perbankan. 

 

BTPS Chart by TradingView

Andrey menilai meski pengeluaran provisi meningkat tetapi laba bersih BTPS berhasil meningkat 5,3% secara kuartalan menjadi Rp 395 miliar. Andrey mengatakan jumlah tersebut sudah mencapai 51% dari estimasi Andrey untuk sepanjang tahun ini. 

Namun, tidak dipungkiri, hingga akhir tahun pengeluaran provisi BTPS akan meningkat untuk mengantisipasi kenaikan NPF akibat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat yang menurunkan kegiatan ekonomi di sepanjang Juli. 

Baca Juga: Laba bersih melambung 89%, ini rekomendasi analis atas saham BTPN Syariah

"Covid-19 telah mempengaruhi kemampuan peminjam untuk membayar utang dan jumlah peminjam yang membutuhkan restrukturisasi utang naik," kata Andrey, Senin (30/8). Tercatat, NPF BTPS naik ke 2,4% di akhir Juni. Angka tersebut lebih tinggi dari NPF di akhir Maret yang sebesar 2,1% dan di Juni 2020 yang sebesar 1,8%. 

Sedangkan, Erni memproyeksikan pertumbuhan pembiayaan di tahun ini akan tetap solid. Tercatat pertumbuhan pembiayaan meningkat 15% yoy di kuartal kedua 2021 lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal pertama 2021 yang sebesar 6% yoy. Pertumbuhan pembiayaan tersebut menunjukkan bahwa pembiayaan BTPS masih kuat meski ada libur Hari Raya di pertengahan kuartal kedua 2021. 

Erni menyimpulkan ia cukup puas dengan kinerja BTPS di semester I-2021 Alasannya, BTPS masih mampu catatkan pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan pembiayaan, meski pertumbuhan laba ke depan berpotensi tertahan karena pengeluaran provisi. 

Erni tetap merekomendasikan beli dengan target di Rp 3.910 per saham. Kompak, Andrey masih merekomendasikan beli BTPS dengan target harga Rp 3.500 per saham. Eka Savitri Analis Danareksa Sekuritas juga merekomendasikan beli dan memasang target harga di 3.500 per saham.

Baca Juga: BPTN Syariah (BTPS) catat laba tumbuh 89,33% jadi Rp 770 miliar di semester I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati