KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) telah melaporkan laba bersih alias net profit sebesar US$ 587 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2025 turun 45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski hasil ini sedikit di bawah perkiraan Indo Premier Sekuritas, capaian tersebut masih sejalan dengan konsensus para analis, masing-masing mencapai 71% dan 75% dari target laba bersih tahun penuh 2025. Analis Indo Premier Sekuritas, Reggie Parengkuan dikutip dalam riset 31 Oktober 2025 menjelaskan penurunan kinerja pada kuartal III-2025 disebabkan oleh harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang lebih rendah dan meningkatnya stripping ratio (SR). "Laba bersih AADI di kuartal III turun 32% secara kuartalan menjadi US$ 159 juta, akibat penurunan ASP sebesar 8% dan kenaikan SR hingga 19%. Namun kami memperkirakan pemulihan akan terjadi pada kuartal IV-2025 seiring kenaikan harga batu bara dan penurunan SR,” ujar Reggie dalam riset. Menariknya, unit bisnis Kestrel berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 24 juta di kuartal III-2025, berbalik dari rugi bersih US$ 9 juta pada kuartal sebelumnya, meskipun harga batu bara kokas relatif stabil secara kuartalan. Kestrel adalah perusahaan patungan yang dibentuk Adaro Energy 48% dan EMR Kestrel merupakan aset batubara metalurgi berkualitas yang memiliki basis sumberdaya usia panjang, infrastruktur dan tenaga kerja yang berkeahlian tinggi.
Laba Bersih Adaro Andalan (AADI) Kuartal III Turun, Tapi Prospeknya Masih Positif
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) telah melaporkan laba bersih alias net profit sebesar US$ 587 juta sepanjang sembilan bulan pertama 2025 turun 45% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski hasil ini sedikit di bawah perkiraan Indo Premier Sekuritas, capaian tersebut masih sejalan dengan konsensus para analis, masing-masing mencapai 71% dan 75% dari target laba bersih tahun penuh 2025. Analis Indo Premier Sekuritas, Reggie Parengkuan dikutip dalam riset 31 Oktober 2025 menjelaskan penurunan kinerja pada kuartal III-2025 disebabkan oleh harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang lebih rendah dan meningkatnya stripping ratio (SR). "Laba bersih AADI di kuartal III turun 32% secara kuartalan menjadi US$ 159 juta, akibat penurunan ASP sebesar 8% dan kenaikan SR hingga 19%. Namun kami memperkirakan pemulihan akan terjadi pada kuartal IV-2025 seiring kenaikan harga batu bara dan penurunan SR,” ujar Reggie dalam riset. Menariknya, unit bisnis Kestrel berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 24 juta di kuartal III-2025, berbalik dari rugi bersih US$ 9 juta pada kuartal sebelumnya, meskipun harga batu bara kokas relatif stabil secara kuartalan. Kestrel adalah perusahaan patungan yang dibentuk Adaro Energy 48% dan EMR Kestrel merupakan aset batubara metalurgi berkualitas yang memiliki basis sumberdaya usia panjang, infrastruktur dan tenaga kerja yang berkeahlian tinggi.
TAG: