Laba bersih ANTM meningkat 175%



JAKARTA. Pundi-pundi uang PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) semakin gemuk. Berdasarkan laporan keuangan 2010 yang belum diaudit, perusahaan tambang itu meraup laba bersih Rp 1,663 triliun di 2010, meningkat 175% daripada keuntungan neto di 2009, yaitu Rp 604,3 miliar.

Pertumbuhan laba bersih itu lebih tinggi daripada kenaikan penjualan bersih. Nilai penjualan ANTM sepanjang 2010 adalah Rp 8,745 triliun, beda tipis dengan angka di 2009 yang Rp 8,711 triliun.

Satu penyebab penjualan hanya tumbuh tipis adalah keputusan ANTM menghentikan trading logam mulia di awal 2010 untuk menurunkan risiko fluktuasi harga.


Tapi, penjualan masih bisa naik karena fasilitas operasi emas dan nikel yang berjalan optimal. "Kami sudah mengoperasikan tambang emas baru di Cibaliung sekaligus menghemat biaya operasi Rp 255,5 miliar," ujar Direktur Utama ANTM Alwin Syah Loebis, Senin (28/2).

Pengoperasian pabrik FeNi I, FeNi II dan FeNi III, juga mendorong volume produksi feronikel naik 49% menjadi 18.688 ton nikel. Penjualan feronikel naik 29% menjadi 18.254 ton nikel. Kenaikan harga jual rata-rata feronikel sebesar 49% jadi US$ 10,12 per pon mendorong pendapatan dari logam ini tumbuh 71% menjadi Rp 3,679 triliun.

Penjualan bijih nikel naik sebesar 20% menjadi 5.863.840 wet metric ton. Kenaikan harga bijih besi di pasar mendorong nilai penjualan naik 39% menjadi Rp 2,364 triliun. "Usaha nikel ini menyumbang 69% dari total penjualan ATM tahun lalu," jelas Alwin.

Penurunan pendapatan terjadi di sektor emas. Penutupan trading logam mulia, membuat volume penjualan emas perseroan anjlok 49% menjadi 6.561 kilogram. Akibatnya, pendapatan dari emas merosot 45% menjadi Rp 2,354 triliun. Padahal, harga jual rata-rata emas sepanjang tahun lalu naik 26% menjadi US$ 1.227,47 per troi ons.

Namun, dengan pengoperasian tambang emas baru di Cibaliung, produksi emas bisa naik 6% menjadi 2.776 kg. Alwin menyatakan, ANTM akan memprioritaskan pengoperasian proyek hilir bernilai tambah seperti Chemical Grade Alumina Tayan sebagai agenda tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can