JAKARTA. Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) sampai semester pertama 2012 meningkat 13% menjadi Rp 9,7 triliun dibandingkan semester pertama tahun lalu sebesar Rp 8,6 triliun.Sementara, pendapatan bersih Astra selama semester pertama 2012 mencapai Rp 95,9 triliun. Pendapatan juga meningkat sebesar 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 76,3 triliun. Laba bersih per sahamnya naik 13% menjadi Rp 239 dibandingkan Rp 212 per saham setahun lalu.“Grup Astra menunjukkan kinerja yang baik sepanjang semester I tahun 2012, khususnya pada penjualan mobil. Meskipun aturan uang muka minimum dalam pembiayaan kendaraan bermotor yang berlaku mulai 15 Juni 2012 akan berdampak negatif pada penjualan otomotif, Grup Astra diharapkan dapat memberikan kinerja yang memuaskan di semester II tahun 2012,” ungkap Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto, Kamis (26/7).Dari keenam lini bisnis Astra International, penyumbang laba bersih tertinggi datang dari divisi otomotif yakni sebesar Rp 4,9 triliun. Ini terdiri dari Rp 2,5 triliun laba ASII dan anak perusahaan, serta Rp 2,4 triliun dari perusahaan asosiasi dan jointly control entities di bidang otomotif. Kontribusi laba bersih divisi otomotif itu meningkat 25% dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih divisi jasa keuangan meningkat 4% menjadi Rp 1,8 triliun. Kontribusi laba bersih divisi alat berat dan pertambangan meningkat 21% menjadi Rp 1,9 triliun. Adapun laba bersih dari divisi teknologi informasi meningkat paling tinggi yakni 32% menjadi Rp 54 miliar.Sementara itu, kontribusi laba bersih divisi agribisnis turun sebesar 25% menjadi Rp 764 miliar. Penurunan kontribusi laba bersih juga terjadi di divisi infrastruktur dan logistik, yakni sebesar 10% menjadi Rp 316 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. "Penurunan di divisi agribisnis akibat tingginya biaya produksi dan biaya operasional. Sedangkan laba bersih divisi infrastruktur dan logistik turun karena ada keuntungan tambahan tahun lalu yang berasal dari pembalikan penyisihan pajak penghasilan," papar Prijono.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Laba bersih ASII tembus Rp 9,7 triliun
JAKARTA. Laba bersih PT Astra International Tbk (ASII) sampai semester pertama 2012 meningkat 13% menjadi Rp 9,7 triliun dibandingkan semester pertama tahun lalu sebesar Rp 8,6 triliun.Sementara, pendapatan bersih Astra selama semester pertama 2012 mencapai Rp 95,9 triliun. Pendapatan juga meningkat sebesar 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2011 sebesar Rp 76,3 triliun. Laba bersih per sahamnya naik 13% menjadi Rp 239 dibandingkan Rp 212 per saham setahun lalu.“Grup Astra menunjukkan kinerja yang baik sepanjang semester I tahun 2012, khususnya pada penjualan mobil. Meskipun aturan uang muka minimum dalam pembiayaan kendaraan bermotor yang berlaku mulai 15 Juni 2012 akan berdampak negatif pada penjualan otomotif, Grup Astra diharapkan dapat memberikan kinerja yang memuaskan di semester II tahun 2012,” ungkap Presiden Direktur PT Astra International Prijono Sugiarto, Kamis (26/7).Dari keenam lini bisnis Astra International, penyumbang laba bersih tertinggi datang dari divisi otomotif yakni sebesar Rp 4,9 triliun. Ini terdiri dari Rp 2,5 triliun laba ASII dan anak perusahaan, serta Rp 2,4 triliun dari perusahaan asosiasi dan jointly control entities di bidang otomotif. Kontribusi laba bersih divisi otomotif itu meningkat 25% dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih divisi jasa keuangan meningkat 4% menjadi Rp 1,8 triliun. Kontribusi laba bersih divisi alat berat dan pertambangan meningkat 21% menjadi Rp 1,9 triliun. Adapun laba bersih dari divisi teknologi informasi meningkat paling tinggi yakni 32% menjadi Rp 54 miliar.Sementara itu, kontribusi laba bersih divisi agribisnis turun sebesar 25% menjadi Rp 764 miliar. Penurunan kontribusi laba bersih juga terjadi di divisi infrastruktur dan logistik, yakni sebesar 10% menjadi Rp 316 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu. "Penurunan di divisi agribisnis akibat tingginya biaya produksi dan biaya operasional. Sedangkan laba bersih divisi infrastruktur dan logistik turun karena ada keuntungan tambahan tahun lalu yang berasal dari pembalikan penyisihan pajak penghasilan," papar Prijono.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News