Laba Bersih Astra Agro Lestari (AALI) Turun 12,41% di Tahun 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mencetak kinerja kurang memuaskan sepanjang 2022. Pendapatan dan laba bersih tercatat turun double digit.

Perusahaan milik Grup Astra ini tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp 21,82 triliun. Angka itu turun 10,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,32 triliun.

Segmen minyak sawit mentah dan turunnya alami koreksi menjadi Rp 19,26 triliun atau turun 10,88% dibandingkan dengan kinerja 2021 sebesar Rp 22,02 triliun. Segmen inti sawit dan turunannya juga turun dari Rp 2,20 triliun pada 2021 menjadi Rp 2,18 triliun pada 2022.


Berdasarkan wilayah operasi, pendapatan dari Sumatra turun 1,1% menjadi Rp 11,57 triliun. Kemudian dari Kalimantan turun 20,34% menjadi Rp 7,67 triliun dan dari Sulawesi turun 6,73% menjadi Rp 11,55 triliun.

Turunnya pendapatan diikuti berkurangnya beban pokok pendapatan sebesar 7,62% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 18 triliun pada 2022, dibandingkan dengan Rp 19,49 triliun sepanjang 2021.

Meski demikian, persentase penurunan beban yang lebih rendah membuat laba kotor turun sebesar 20,86% menjadi Rp 3,82 triliun dari sebelumnya Rp 4,83 triliun.

Beban penjualan naik 37,33% menjadi Rp 578,72 miliar, tetapi perseroan berhasil menurunkan sejumlah pos beban. Misalnya beban umum dan administrasi yang turun 9,8% menjadi Rp 882,97 dan biaya pendanaan yang hanya sebesar Rp 366,44 miliar dari sebelumnya Rp 394,49 miliar.

Baca Juga: Replanting, Astra Agro Lestari (AALI) Menyiapkan Belanja Modal Rp 1,7 Triliun

Namun hal tersebut belum mampu mengerek bottom line dengan mencetak laba bersih sebesar Rp 1,72 triliun. Realisasi itu turun 12,41% dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 1,97 triliun.

Hingga akhir 2022, jumlah aset AALI sebesar Rp 29,24 triliun, atau turun dari tahun 2021 sebesar Rp 30,39 triliun. Adapun kas dan setara kas perseroan sebesar Rp 1,61 triliun, turun dari tahun lalu sebesar Rp 3,89 triliun.

Jumlah liabilitas turun dari Rp 9,22 triliun menjadi Rp 7 triliun yang didorong penurunan signifikan pada pinjaman bank yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, dari Rp3,56 triliun akhir 2021 menjadi Rp 5 miliar pada pengujung 2022. Sementara posisi ekuitas tumbuh dari Rp 21,17 triliun menjadi Rp 22,24 triliun pada akhir 2022.

Dalam laporan bulannya, AALI melaporkan sampai akhir September 2022 produksi CPO mencapai 984.000 ton atau turun 13,7% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 sebesar 1,14 juta ton.

Penurunan tersebut juga diikuti dengan penurunan TBS olahan sebesar 12% akibat berlanjutnya penurunan produktivitas tanaman akibat musim kemarau panjang di tahun 2019.

 
AALI Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari