Laba Bersih Bank BTPN Naik 18% Jadi Rp 2,41 Triliun Hingga September 2022



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 2,418 triliun hingga September 2022.

Realisasi laba bersih tersebut naik 18,18% dibanding raihan laba bersih hingga kuartal III-2021 yang sebesar Rp 2,046 triliun.

“Pertumbuhan laba bersih Bank BTPN yang impresif tidak lepas dari optimisme masyarakat dan pelaku usaha terhadap pertumbuhan ekonomi dan kepercayaan para nasabah kami terhadap Bank BTPN di tengah tingginya inflasi dan tren kenaikan suku bunga bank,” kata Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar dalam keterangan tertulis pada Selasa (1/11).


Lebih lanjut, pertumbuhan laba bersih Bank BTPN terutama dikontribusi oleh peningkatan pendapatan operasional dan penurunan biaya kredit. Pendapatan operasional naik 4% secara year on year (YoY), didukung oleh naiknya pendapatan bunga bersih yang juga menguat 4% YoY menjadi Rp 8,669 triliun per akhir September 2022.

Selain itu, pendapatan operasional lainnya juga naik 5% YoY. Kenaikan pendapatan bunga bersih ini didorong oleh peningkatan kredit segmen korporasi sebesar 23% YoY dan pembiayaan syariah sebesar 11% YoY.

Baca Juga: Kinerja Oke, Harga Saham Bank Ini Masih Murah, Cek yang Layak Dibeli

Di sisi lain, biaya kredit turun 19% YoY menjadi Rp 1,294 triliun. “Kami terus memantau kualitas kredit nasabah dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit,” kata Henoch.

Total kredit yang disalurkan Bank BTPN meningkat 13% YoY menjadi Rp 155,43 triliun per akhir September 2022. Ini seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang optimistis.

Pertumbuhan kredit Bank BTPN ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan yakni 11% YoY pada akhir September 2022, berdasarkan data Bank Indonesia.

Pertumbuhan kredit juga mendorong aset Bank BTPN naik 9% YoY menjadi Rp 199,90 triliun pada akhir kuartal III-2022.

Bank BTPN berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,41%, turun dibandingkan posisi yang sama tahun lalu sebesar 1,56% dan lebih rendah dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,88% pada akhir Agustus 2022.

Bank BTPN menyesuaikan jumlah dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan kebutuhan likuiditas Bank. DPK Bank BTPN meningkat sebesar 1% YoY menjadi Rp 103,88 triliun pada akhir September 2022.

 
BTPN Chart by TradingView

Terdapat pergerakan DPK dari deposito berjangka ke Current Account Saving Account (CASA). CASA Bank BTPN meningkat 21% YoY sebesar Rp 7,30 triliun menjadi Rp 42,87 triliun per akhir September 2022, dan rasio CASA naik menjadi 41%.

Deposito berjangka Bank BTPN juga turun 10% YoY atau sebesar Rp 6,64 triliun menjadi Rp 61,01 triliun di akhir September 2022.

Rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 194,4% dan net stable funding ratio (NSFR) 123,1% per akhir September 2022. Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat di 25,0%.

Sebagai salah satu pionir dalam pengembangan bank digital di Indonesia, Bank BTPN terus meningkatkan berbagai keandalan fitur Jenius-aplikasi life finance solution bagi nasabah digital savvy, melalui proses kokreasi dan kolaborasi dengan para kokreator, termasuk Kartu Kredit Jenius Visa yang baru saja diluncurkan pada 28 Oktober 2022.

Baca Juga: Kuartal III 2022, Pembiayaan BTPN Syariah Naik 11% Menjadi Rp 11,35 Triliun

Jenius mencatatkan pertumbuhan jumlah registered user hampir 20% yoy menjadi 4,21 juta akhir September 2022, dari 3,51 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 33% YoY menjadi Rp 19,4 triliun, dan total kredit yang disalurkan melalui Jenius (Flexi Cash) mencapai Rp 786,86 miliar, atau naik 185% YoY dari Rp275,89 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

“Dengan kinerja baik dan fundamental yang sehat, kami optimis bisa menjaga pertumbuhan ini dari waktu ke waktu guna memenuhi kebutuhan finansial nasabah kami di berbagai segmen,” ungkap Henoch.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari