KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah DKI Jakarta (Bank DKI) mengumumkan hasil kinerja paruh pertama 2018. Dalam laporan keuangan triwulan II 2018 yang dirilis di website resmi Bank DKI, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 477,99 miliar, naik 3,56% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 457,52 miliar. Pertumbuhan laba tersebut antara lain ditopang oleh kredit meningkat 11,68% menjadi Rp 24,22 triliun pda kuartal II-2018. Bila digabungkan dengan total pembiayaan unit usaha syariah (UUS), Bank DKI mencatat pertumbuhan kredit sebesar 9,33% menjadi Rp 27,9 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut didorong oleh kenaikan kredit mikro yang naik pesat 64,37% dari Rp 351,62 miliar per Juni 2017 menjadi Rp 577,96 miliar per Juni 2018. "Pertumbuhan kredit di sektor mikro didorong oleh pengembangan jaringan kantor Bank DKI di lokasi-lokasi pasar di DKI Jakarta," ujar Direktur Utama Bank DKI Kresno Sediarsi dalam keterangan resminya, Kamis (26/7).
Meski begitu, laporan keuangan perseroan menunjukan dana pihak ketiga (DPK) di paruh pertama mengalami perlambatan. Total dana masyarakat yang dihimpun perseroan mencapai Rp 35,15 triliun atau turun 0,8% dari periode setahun sebelumnya. Bank milik Pemprov DKI ini menjelaskan pihaknya memang tengah memperbaiki struktur dana. Tercermin dari dana murah yang kini sudah mendominasi mencapai 50,91% dari total DPK. Jumlah tersebut membaik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 47,03% per Juni 2017. Lebih lambatnya pertumbuhan DPK dibandingkan kredit, dinilai Kresno sebagai langkah untuk mendorong peningkatan rasio loan to deposit ratio (LDR). Per Juni 2018, LDR Bank DKI tercatat membaik dari 72,07% di periode tahun sebelumnya menjadi 79,37%. Sementara itu, dari sisi rasio kredit bermasalah atau non performing loan, mengalami perbaikan dari 4,73% per Juni 2017 menjadi 3,82%.