JAKARTA PT Bank Mega Tbk (MEGA) bisa tersenyum menatap laporan keuangan tahun lalu. Bank yang dimiliki Grup Para ini mencetak kenaikan laba bersih 77,28% menjadi Rp 952 miliar, dari Rp 537 miliar di tahun sebelumnya. J. B. Kendarto Direktur Utama Bank Mega mengungkapan, peningkatan laba ini didorong oleh pendapatan bunga (interest income) yang naik 9,47% menjadi Rp 4,09 triliun. Pendapatan bunga bersih (net interest income) Bank Mega naik 39,9% atau sebesar Rp 2,181 triliun. Dari laba ini, Bank Mega berjanji untuk membagi dividen. "Namun belum bisa kami sampaikan sebelum rapat umum pemegang saham," papar Kendarto, dalam acara public expose bank MEGA, Rabu (30/3).
Kendarto bilang, dengan strategi menjaring dana pihak ketiga (DPK) di tahun 2010, bank menyerap dana simpanan masyarakat hingga Rp 42,08 triliun. Angka ini naik 28,3% dari tahun sebelumnya Rp 32,80 triliun. Bank Mega juga berhasil memperbesar porsi dana murah dibanding dana mahal. "Porsi dana murah sebesar 25,4% lalu tabungan 26,9%, sedangkan deposito 47,7%," kata Kendarto. Porsi dana murah lebih besar tahun 2010 dibandingkan dana mahal, dengan komposisi Rp 10,71 triliun atau naik 41,1% dari Rp 7,59 triliun sedangkan tabungan Rp 11,30 triliun naik 20,3% dari Rp 9,40 triliun. Sementara itu deposito naik 26,9% atau sebesar RP 20,06 triliun dari Rp 15,82 triliun. Tak hanya menyerap DPK yang cukup besar, penyaluran kredit bank berlogo M ini juga naik 28,2% menjadi Rp 23,891 triliun dari tahun sebelumnya Rp 19,64 triliun. Memang, kucuran kredit ini agak sedikit meleset dibanding proyeksi awal tahun 2010 yang ditargetkan Rp 24,03 triliun.