JAKARTA. Bank Permata membukukan peningkatan laba operasional sebelum pencadangan (konsolidasi dan tidak diaudit) dalam periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 sebesar Rp 1,34 triliun. Laba pada semester pertama ini meningkat 13% dari Rp 1,19 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Namun laba bersih setelah pajak harus turun 2,16% dari posisi Rp 817,71 miliar menjadi Rp 800 miliar. Secara rinci, total pendapatan operasional Permata mencapai Rp 3,5 triliun, 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Pencapaian itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih – meski ada tekanan dari biaya pendanaan yang lebih tinggi - dan pertumbuhan yang sehat dari pendapatan berbasis biaya (fee based income). Hingga Juni, pendapatan bunga bersih tumbuh 5% menjadi Rp 2,7 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit meskipun di-offset dengan penurunan margin. Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 30% yoy menjadi Rp 806 miliar didukung kinerja yang lebih kuat di Bancassurance dan Trade Finance serta pengakuan pendapatan dari penyertaan modal di Astra Sedaya Finance.
Laba bersih Bank Permata turun 2,16%
JAKARTA. Bank Permata membukukan peningkatan laba operasional sebelum pencadangan (konsolidasi dan tidak diaudit) dalam periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2014 sebesar Rp 1,34 triliun. Laba pada semester pertama ini meningkat 13% dari Rp 1,19 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013. Namun laba bersih setelah pajak harus turun 2,16% dari posisi Rp 817,71 miliar menjadi Rp 800 miliar. Secara rinci, total pendapatan operasional Permata mencapai Rp 3,5 triliun, 10% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun. Pencapaian itu didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih – meski ada tekanan dari biaya pendanaan yang lebih tinggi - dan pertumbuhan yang sehat dari pendapatan berbasis biaya (fee based income). Hingga Juni, pendapatan bunga bersih tumbuh 5% menjadi Rp 2,7 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit meskipun di-offset dengan penurunan margin. Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 30% yoy menjadi Rp 806 miliar didukung kinerja yang lebih kuat di Bancassurance dan Trade Finance serta pengakuan pendapatan dari penyertaan modal di Astra Sedaya Finance.