Laba bersih Bank Permata (BNLI) naik 74,3% menjadi Rp 639 miliar pada semester I-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 639 miliar pada semester I-2021. Nilai itu meningkat 74,3% year on year (yoy) dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 366 miliar.

Kenaikan laba bersih ini seiring dengan pendapatan operasional yang tumbuh 19,4% yoy menjadi sebesar Rp 4,9 triliun yoy dan laba operasional sebelum pencadangan yang tumbuh sebesar 36,6% yoy. 

Dalam hal pencadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan, Bank tetap menjalankan prinsip kehati-hatian mengingat dampak pandemi yang masih berlanjut yang secara tidak langsung menyebabkan potensi peningkatan risiko kredit inheren.


Hal ini tercermin dalam peningkatan rasio NPL gross dan NPL net di bulan Juni 2021 menjadi masing-masing 3,3% dan 1,2%, dibandingkan dengan posisi Desember 2020 masing-masing sebesar 2,9% dan 1,0%, walaupun masih lebih baik dibandingkan posisi Juni 2020 masing masing sebesar 3,7% dan 1,8%.

Baca Juga: Bank Permata berniat jual lisensi kartu kreditnya?

Bank Permata mengalokasikan biaya pencadangan kerugian penurunan nilai untuk mengantisipasi potensi kerugian akibat penurunan kualitas aset sebesar Rp1,5 triliun atau meningkat 41% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dengan demikian rasio NPL coverage tetap terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 218%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 112%. Hal ini sejalan dengan prinsip kehati-hatian yang selalu diterapkan oleh Bank dalam mengelola risiko kredit.

Adapun total aset Bank Permata bertumbuh sebesar 34,8% yoy menjadi sebesar Rp 212,9 triliun.  Penyaluran kredit tumbuh 16,6% yoy menjadi sebesar Rp 120,8 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen Wholesale Banking sebesar 39,8% yoy yang antara lain dikontribusikan dari penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020.  Pertumbuhan kredit Bank juga didukung oleh pertumbuhan KPR yang cukup signifikan yaitu sebesar 21,7% yoy di segmen ritel.

”Meskipun keadaan perekonomian Indonesia belum kembali seperti pra-pandemi, namun kinerja Bank Permata membuktikan bahwa dengan strategi bisnis yang kami jalankan dan dukungan para nasabah kami mampu mencetak hasil yang memuaskan di tengah tahun 2021," papar Direktur Utama PermataBank, Chalit Tayjasanant dalam keterangan resmi pada Rabu (4/8).

Menurutnya, perluasan skala bisnis dan pertumbuhan kredit sehat, baik secara organik maupun anorganik, tetap menjadi fokus utama dalam meningkatkan kinerja PermataBank saat ini. 

Posisi likuiditas Bank Permata terjaga kuat yang tercermin pada rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 75% pada akhir Juni 2021, turun dibandingkan dengan posisi tahun lalu yang sebesar 81%. Hal ini dikontribusikan antara lain oleh peningkatan simpanan nasabah yang tumbuh sebesar 25,0% yoy dengan rasio CASA sebesar 52%, menguat dibandingkan posisi Desember 2020 sebesar 51%. 

Sementara itu, rasio permodalan Bank Permata yang sangat kuat dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar masing-masing 35,4% dan 26,9%, jauh lebih kuat dari rasio C

Selanjutnya: PPKM level 4 bisa tekan kinerja perekonomian kuartal III 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi