KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna)
mencatatkan laba bersih sebesar Rp 40,1 miliar pada semester I-2024, naik 48% secara tahunan (year on year/yoy) dari periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 27,1 miliar. CEO Bank Sampoerna, Ali Yong mengatakan kinerja tersebut tumbuh sehat lewat kolaborasi dalam
semua lini bisnis.
Kolaborasi
tidak
hanya
mendukung
pertumbuhan
penyaluran
pendanaan,
tetapi
juga
pertumbuhan pendapatan non-bunga, serta mendukung strategi manajemen likuiditas. Adapun pendapatan
non-bunga Bank Sampoerna pada semester 1 tahun 2024 menyentuh Rp 114 miliar atau meningkat 62% dibandingkan
periode yang sama tahun 2023.
Baca Juga: Bank Sampoerna Salurkan Kredit Rp 12,3 Triliun di Kuartal II-2024 “Kami siap melanjutkan dukungan
terhadap
pelaku
UMKM
dan
berkontribusi pada ekonomi
nasional,”
ungkap Ali dikutip dalam siaran pers, Sabtu (10/8). Dari sisi penyaluran kredit, Bank Sampoerna telah penyaluran kredit untuk UMKM sebanyak 66% dari total penyaluran kredit yang sebesar Rp 12,3 triliun, meningkat 13,5% dibandingkan total kredit pada satu tahun sebelumnya sebesar
Rp 10,9
triliun.
Berkat
strategi
kolaborasi
bisnis
dengan
mitra
strategis
dan
loyalitas
nasabah,
pertumbuhan
kredit
yang
dibukukan
Bank
Sampoerna
ini
melampaui
pertumbuhan
kredit
keseluruhan
industri perbankan
yang
pada periode
sama
tercatat
sebesar
11,5%. Seiring dengan hal tersebut, Bank Sampoerna tetap menjaga kualitas kreditnya.
Pada akhir Juni 2024, rasio
pinjaman bermasalah secara gross (
non-performing loan/NPL Gross)
terhadap keseluruhan pinjaman berada di tingkat 3,5%, turun dari kondisi satu tahun sebelumnya
sebesar
3,8%.
Sebagai
bentuk
kehati-hatian,
pada
enam
bulan
pertama
tahun
2024
ini,
Bank
Sampoerna telah membebankan penyisihan penurunan nilai kredit sebesar Rp 139 miliar, meningkat
11%
dari
penyisihan
yang
dilakukan
pada
periode
yang
sama
tahun
2023.
Demikian
Bank Sampoerna
memiliki
fundamental
finansial
yang
sangat
baik
dengan
tingkat
kecukupan
modal
(
Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 27%, jauh melampaui tingkat yang dipersyaratkan regulator, dan tingkat rasio
pinjaman
terhadap
DPK
(
Loan to Deposit Ratio/LDR)
yang
sesuai
strategi Bank sebesar 86%.
“Tantangan
ke
depan
tidak
akan
mudah.
Kita
masih
akan
menghadapi
beragam
ketidakpastian,
khususnya
imbas
dari
kondisi
politik
dan
ekonomi
global.
UMKM
tentunya
tidak
akan
terkecuali
dalam
menghadapi
tantangan
ini.
Bank
Sampoerna,
berkolaborasi
dengan
beragam
mitra,
akan
terus
mendukung pelaku UMKM untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan fokus bisnis dan komitmen
kami
sebagai bank
yang
berpihak pada pelaku
UMKM,” kata
Ali. Pertumbuhan kredit Bank Sampoerna didukung pula oleh peningkatan akumulasi Dana Pihak Ketiga
(DPK)
sehingga
likuiditas
terjaga
sangat
baik.
Dibandingkan
dengan
kondisi
pada
tahun
sebelumnya,
per akhir Juni 2024, DPK di Bank Sampoerna meningkat sebesar Rp 1,8 triliun atau 14,3% menjadi
Rp 14,3 triliun. Pertumbuhan ini juga melampaui pertumbuhan DPK keseluruhan industri perbankan
yang
meningkat
8,3%
pada
periode
yang sama.
Baca Juga: Fintech 360Kredi Jalin Kerja Sama dengan Bank Sahabat Sampoerna untuk Loan Channeling Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati