Laba bersih BJB tumbuh 9,2% menjadi Rp 903 miliar di semester I-2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 903 miliar pada semester I-2018. Jumlah tersebut naik 9,2% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, realisasi laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang naik 3,7% secara year on year (yoy) menjadi Rp 3,17 triliun. Selain itu, pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) perseroan turut meningkat 20,3% yoy menjadi Rp 435 miliar.

Irfan menyebut, dengan pencapaian laba bersih yang tumbuh 9,2% di semester I-2018, total aset Bank BJB juga terkerek.  Sepanjang semester I-2018, total aset Bank BJB mencapai Rp 113,4 triliun, tumbuh 4,5% dibandingkan dengan semester I-2017.


Kendati demikian, dari sisi intermediasi atau kredit tercatat hanya tumbuh tipis 5,9% per semester I-2018 menjadi Rp 71,89 triliun dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu Rp 67,89 triliun.

Meski begitu pada penghujung tahun 2018 pihaknya tetap yakin kredit mampu tumbuh di kisaran 12% yoy. 

Bila dirinci, kredit bank bersandi emiten BJBR ini mayoritas didominasi kredit konsumer atau memegang porsi sebesar 67% senilai Rp 48,68 triliun.

Pertumbuhan kredit konsumer Bank BJB tercatat naik 5,3% yoy dari capaian semester I-2017 sebesar Rp 46,22 triliun. Kredit mikro di lain pihak tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 5,2 triliun serta KPR tumbuh 15,5% menjadi Rp 5,6 triliun.

Di sisi lain, kredit komersial bank milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini menyusut 0,03% menjadi Rp 12,35 triliun.

"Kami proyeksi pertumbuhan kredit akhir tahun masih di 11%-12%, tidak ada revisi. Kami masih melihat ada peluang kredit dan potensinya masih ada terutama pembiayaan pemerintah, proyek APBD dan APBN," jelasnya di Jakarta, Rabu (1/8).

Sementara dari sisi pendanaan, Bank BJB berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 88,8 triliun di semester I-2018. Posisi ini hanya naik 4% secara tahunan.

"DPK agak lebih melambat karena periode Mei ke Juni itu ada pembayaran gaji PNS, termasuk juga THR. Banyak dana yang ditarik," ungkapnya. 

Bank BJB mematok pertumbuhan DPK sebesar 10%-12% pada akhir tahun.

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) juga naik dari 1,5% pada periode semester I-2017 menjadi 1,6%. Selain itu, net interest margin (NIM) turun cukup dalam di paruh pertama tahun ini menjadi 6,3%. 

Posisi ini menurun dibandingkan periode kuartal II 2017 yang sempat tinggi di level 6,8%.

Di akhir tahun 2018, Irfan optimis NIM akan dijaga di level 6,5%-7%. "Itu NIM ada penurunan karena suku bunga kredit kami tahan, karena pemerintah ingin bunga untuk beberapa kredit kan rendah, margin kami jadi sedikit turun," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi